REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Seksi Survei Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) Handoko Manoto mengatakan, BPPT membuka pusat komando pengendalian dan operasi dalam ekspedisi Pencarian Pesawat Air Asia QZ8501 yang dilakukan oleh Kapal Riset Baruna Jaya I (BJ I) BPPT.
Posko ini akan berfungsi sebagai posko untuk mengupdate informasi terkini perjalanan dan operasi Baruna Jaya secara real-time, Sabtu (3/1).
Baruna Jaya I, kata Handoko, membawa peralatan canggih dan dilengkapi dengan jaringan komunikasi satelit. Kapal ini riset ini melanjutkan pencarian badan pesawat Air Asia yang jatuh di Selat Karimata dekat dekat perairan Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Pusat Komando sendiri, ujar dia, berfungsi selama 24 jam. "Pusat Komando juga akan selalu berkoordinasi dengan Basarnas mengenai upaya pencarian pesawat Air Asia yang hilang kontak," ujarnya.
Di tempat terpisah, Kapal Baruna Jaya I sejak Jumat pagi sudah melepas jangkar di Teluk Kumai untuk berlindung dari badai sambil mempersiapkan alat yang akan digunakan untuk mencari pesawat Air Asia.
Tim ekspedisi Baruna Jaya I akan kembali bergerak ke lokasi pencarian yang berjarak tujuh jam perjalanan dari Teluk Kumai dengan kecepatan sembilan sampai 10 knot per jam.