Jumat 02 Jan 2015 20:36 WIB

KNKT: Butuh Lembaga Khusus Urusi Laporan Cuaca untuk Penerbangan

Rep: Andi Nurroni/ Red: Indira Rezkisari
 Tim SAR gabungan membawa peti jenazah korban kecelakaan pesawat Airasia QZ-8501 di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimatan Tengah, Jumat (2/1), untuk diterbangkan ke Surabaya. (Republika/Agung Supriyanto)
Tim SAR gabungan membawa peti jenazah korban kecelakaan pesawat Airasia QZ-8501 di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimatan Tengah, Jumat (2/1), untuk diterbangkan ke Surabaya. (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Air Asia QZ 8501 dilaporkan terbang tanpa membawa laporan prakiraan cuaca dari stasiun BMKG Juanda. Pihak BMKG Juanda belum mengetahui dari sumber mana Air Asia biasanya mengambil informasi cuaca.

Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Toss Sanitiyoso menyampaikan, informasi cuaca adalah hal penting yang wajib diperoleh pilot. Umumnya, kata Toss, selalu ada briefing soal cuaca kepada pilot sebelum penerbangan.

Menurut Toss, memang ada maskapai yang tidak menggunakan sumber BMKG. "Mereka menggunakan sumber lain, bisa jadi dari luar negeri. Tapi saya tidak tahu Air Asia menggunakan informasi dari mana," kata Toss kepada wartawan di Crisis Center Polda Jatim, Jumat (2/1).  

Menurutnya, banyak informasi cuaca dari sumber luar yang lebih komprehensif dibandingan dengan yang diberikan BMKG. Toss yang juga mantan penerbang beralasan, informasi cuaca dari BMKG terlalu umum.

"Menurut saya secara pribadi, BMKG terlalu umum, jadi perlu lembaga khusus yang mengurusi soal informasi cuaca penerbangan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement