REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), I Gede Pasek Suardika bingung dengan pernyataan Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul terkait terkumpulnya 99 persen suara untuk Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketua umum periode 2015-2020.
"Saya gak ngerti kapan kongresnya. Artinya gitu saja, kalau logika itu dipakai, berarti kongresnya di luar waktu yang ditentukan," kata Gede Pasek kepada Republika, Jumat (2/1).
Ia justru mempertanya apakah kongres yang dimaksud mengenai tanda tangan bermaterai yang ditawarkan pada setiap kader. Karena sebelumnya hal seperti ini tak pernah terjadi di internal Partai Demokrat. Selama ini, baik pada kongres I maupun II, yang ada adalah kompetisi pertandingan.
Menurutnya, jika ada kongres yang dilakukan di atas materai, berarti penuh dengan rekayasa. "Itu bukan demokrasi namanya. Karena kalau pakai tanda tangan bermaterai, itu adalah jual beli tanah, jual beli kendaraan," ujarnya.
Mungkin, lanjutnya, pengelola partai Demokrat mempunyai model baru untuk sebuah pemilihan ketua umum. Namun, ia menyatakan tak akan membuat kongres tandingan. Karena ia hanya ingin maju dalam kongres pada Februari 2015 mendatang.
Ia berharap ada sebuah pertandingan yang fair, tak penuh rekayasa, tak mengambil hak-hak kadernya, tak dikelola seperti milik sendiri, objektif, dan transparan.
"Itu baru demokrasi namanya. Kalau tak begitu, namanya kan 'seolah-olah demokrasi', bukan demokrasi," jelasnya.
Pasek mengatakan setiap kader mempunyai hak untuk maju sebagai kandidat ketua umum. Kemudian, semua calon harus diperlakukan sama dalam kontek memperoleh akses, aturan dan sebagainya.
"Organisasi sehat itu, siklusnya berjalan sesuai anggaran rumah tangga," ujarnya.
Sebelumnya, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), I Gede Pasek Suardika, berencana maju sebagai calon Ketum Partai Demokrat pada kongres 2015 mendatang. Kemungkinan besar, jika Pasek maju, ia akan menghadapi calon terkuat yaitu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pasek menyatakan akan tetap maju mencalonkan diri. Meskipun banyak orang yang mencibir pencalonannya itu.
Sedangkan juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul mengatakan 99 persen kader menginginkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali duduk sebagai Ketua Umum (Ketum) DPP Partai Demokrat pada periode 2015. Ia menyatakan, 99 persen kader tersebut adalah orang-orang di Partai Demokrat yang memiliki suara.