REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Sebagian warga Batam pesimis harga sembilan bahan pokok bisa turun, menyusul turunnya harga bahan bakar minyak jenis premium RON 88 menjadi Rp7.600 per liter dan solar subsidi menjadi Rp7.250 per liter.
"Rasanya tidak mungkin harga sembako bisa turun, meskipun harga BBM turun," kata warga Kecamatan Sekupang Kota Batam Emi di Batam, Kamis (1/1).
Berdasarkan pengalaman pada 2008 dan 2009, pemerintah juga sempat menurunkan harga BBM, namun tidak mempengaruhi harga sembako.
"Harga sembako kalau sudah naik, susah turun," kata dia.
Ia menilai langkah pemerintah menurunkan harga BBM untuk kesejahteraan rakyat akan sia-sia karena harga sembako tetap naik. "Itu juga kalau niat penurunan harga untuk kesejahteraan rakyat," ucapnya.
Warga Kecamatan Batam Kota, Susi, juga pesimis kebijakan penurunan harga BBM diikuti harga barang dan jasa lainnya. Apalagi, jumlah penurunan harganya juga nisbi sedikit.
Ia mengatakan dibutuhkan kebijakan pemerintah lainnya agar penurunan harga BBM diikuti harga kebutuhan lainnya.
Menurut dia, yang perlu diperhatikan pemerintah adalah kebijakan biaya distribusi barang, agar bisa memengaruhi harga yang lain.
Warga Kecamatan Batam Kota Yono mengatakan penurunan harga BBM Ron 88 adalah hal yang wajar dilakukan pemerintah, mengingat harga bahan bakar dunia yang sedang turun.
"Ini bukan kado pemerintah di tahun baru. Hal yang biasa saja," kata dia.
Pemerintah memutuskan harga baru BBM premium Rp7.600 per liter dan solar Rp7.250 per liter yang akan diberlakukan mulai 1 Januari 2015 pukul 00.00 WIB.
Harga baru tersebut diputuskan untuk menyesuaikan dengan perkembangan harga minyak dunia, dan akan terus dievaluasi setiap bulannya.
Penghitungan harga baru pada Januari 2015 ini dilakukan memakai asumsi rata-rata harga minyak ICP per bulan sebesar 60 dolar AS per bulan, dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS rata-rata sebesar Rp12.380.