REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) menyerukan warga Jakarta tidak merayakan malam pergantian tahun 2014-2015 dengan kegiatan yang bernuansa maksiat dan hura-hura.
"Akhir-akhir ini bangsa Indonesia dirundung berbagai bencana dan musibah. Kepada seluruh elemen umat dan bangsa hendaknya mengambil hikmah dan ibrah dari berbagai musibah tersebut, serta melakukan muhasabah (evaluasi diri)," kata Ketua Umum MIUMI H Fahmi Salim di Jakarta, Rabu.
Berbagai musibah dan bencana alam terjadi menjelang tutup tahun 2014 mulai dari musibah longsor Banjaneraga, erupsi Gunung Gamalama, kecelakaan pesawat AIR ASIA QZ8501, dan sebagainya. "MIUMI menyampaikan takziah dan turut berbelasungkawa yang mendalam atas berbagai musibah tersebut," tambah dia.
Karena setiap musibah yang menimpa umat manusia tidak lepas dari siksa, peringatan, atau ujian kepada hamba-Nya.
Untuk itu MIUMI?menyerukan kepada seluruh masyarakat DKI Jakarta untuk tidak merayakan tahun baru 2015 dengan berbagai kegiatan yang bernuansa maksiat dan hura-hura. Apalagi ditengah situasi bangsa yang tengah berduka cita.
Selain itu juga menyerukan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar membatalkan "Jaknight Festival" malam tahun baru sebagai bentuk empati terhadap korban bencana dan musibah yang melanda bangsa saat ini. "Jika perayaan maksiat itu tetap diadakan maka jelaslah Pemprov DKI Jakarta telah ikut menari di atas penderitaan orang lain, egois dan permissiv," ujar Fahmi Salim.