REPUBLIKA.CO.ID, Pilot Air Asia QZ8501 Kapten Irianto sudah mempunyai firasat pesawat yang dinakhodainya disambar petir. Kapten Irianto mengunggah foto dirinya yang mengenakan kacamata hitam. Ia mengedit fotonya dan menambahkan gambar petir dan tulisan "lightening".
Dalam foto tersebut, terlihat Kapten Irianto berada di dalam ruang kokpit pesawat. Irianto memberi judul fotonya itu dengan kalimat "Musim Petir". Saat ia mengunggah foto tersebut ia berada di Bandara Intenasional Clark, Filipina.
Pesawat Air Asia QZ8501 dari Surbaya tujuan Singapura yang dinakhodainya hilang kontak sejak Minggu (28/12) pagi. CEO Earth Network, Bob Marshall, mengatakan sejumlah petir terjadi di dekat menghilangnya QZ8501 dan menunjukkan badai yang besar.
Menurut Marshall, setiap pesawat bisa menghadapi hujan sangat lebat tapi badai dapat menyebabkan turbulensi yang berbahaya. "Kami mendeteksi badai, tetapi kami tidak memiliki sensor yang cukup untuk melacak ke berbagai bagian dunia dengan sangat tepat," kata Marshall.
Memasuki hari keempat upaya evakuasi korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501, tim gabungan Basarnas dan TNI menemukan satu lagi jasad korban di perairan Pangkalan Bun. Mayjen TNI Pangdam XII Tanjung Pura Toto Rinanto menjelaskan, pagi ini kembali ditemukan satu jasad lelaki dewasa.
Dengan demikian, berdasarkan data TNI, maka korban yang ditemukan sampai Rabu (31/12) siang berjumlah empat orang, terdiri dari dua wanita dan dua pria. "Hingga saat ini keempat korban kita coba evakuasi dari KRI Bung Tomo," jelas Toto.
Hingga saat ini proses evakuasi korban terkendala cuaca. Berdasarkan keterangan Basarnas, tinggi gelombang saat ini mencapai 3 meter dengan aingin yang bergerak cepat. Kondisi ini membuat beberapa armada TNI belum juga dapat bergerak lebih jauh untuk proses evakuasi.