Rabu 31 Dec 2014 14:08 WIB
Catatan 2014

Konflik TNI-Polri Paling Tinggi pada 2014

Rep: c01/ Red: Mansyur Faqih
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane (berbicara)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane (berbicara)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia Police Watch (IPW) mencatat, terjadi peningkatan jumlah konflik TNI-Polri sepanjang 2014. Dalam satu tahun, setidaknya terjadi tujuh kali bentrokkan yang melibatkan dua instansi pemerintahan itu.

Sepanjang 2014, IPW mencatat terjadi tujuh bentrokan dan perkelaihan yang melibatkan TNI dan Polri. Enam dari tujuh bentrokan tersebut melibatkan TNI dan Brimob. 

Jumlah bentrok itu merupakan yang tertinggi selama tujuh tahun terakhir. Pada 2007, hanya ada tiga peristiwa bentrok. Pada 2008 terjadi dua peristiwa bentrok. Pada 2010 terjadi enam peristiwa. Pada 2011 hanya ada satu peristiwa bentrok, seperti halnya pada 2012. Terakhir, pada 2013 terjadi empat peristiwa bentrokkan.

Dari bentrok TNI-Polri yang terjadi selama satu tahun terakhir, tercatat ada 12 personel yang menjadi korban. Sebanyak dua orang di antaranya tewas dan sisanya luka-luka. 

Dari ke-12 orang, lebih banyak TNI yang tercatat menjadi korban. Ada satu anggota TNI yang tewas dengan tujuh orang terluka. Sedangkan dari Polri, ada satu anggota yang tewas dan tiga anggota yang menderita luka tusuk.

Berdasarkan pantauan IPW, konflik TNI-Polri lebih banyak melibatkan jajaran bawah. IPW melihat konflik yang terjadi antara TNI dan Polri sarat dengan kepentingan backing-membacking lahan di lapangan. 

Karena itu, IPW berharap agar pada 2015 Polri bisa memperbaiki hubungannya dengan TNI. Terutama untuk jajaran bawahnya. Baik petinggi Polri maupun TNI harus membahas masalah ini secara jujur.

"Begitu ada potensi konflik, kapolda dan kapolres cepat bertindak. Jangan cendrung membiarkan Kondisi di lapangannya seperti itu," jelas Neta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement