REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Maskapai penerbangan Air Asia Indonesia membenarkan informasi dari Badan SAR Nasional (BASARNAS) terkait serpihan pesawat yang ditemukan merupakan bagian dari pesawat QZ8501 yang hilang kontak dengan air traffic control (ATC) pada 28 Desember 2014.
"Serpihan pesawat tersebut ditemukan di kawasan Selat Karimata, sekitar 110 mil laut barat daya dari Pangkalan Bun, Kalimantan," kata Presiden Direktur AirAsia Indonesia, Sunu Widyatmoko, melalui siaran pers di Surabaya, Selasa (30/12) kemarin.
Menurut dia, pesawat QZ8501 yang hilang kontak berjenis Airbus A320-200 dengan registrasi PK-AXC membawa 155 penumpang. Mereka terdiri dari 137 orang dewasa, 17 anak-anak, dan satu bayi.
"Selain itu, juga terdapat dua pilot, empat awak kabin dan satu teknisi," ujarnya.
Kini, operasi SAR dan investigasi terkait serpihan yang ditemukan di lokasi juga masih berlangsung. Bahkan, Air Asia Indonesia juga telah mengirimkan personilnya ke lokasi pencarian dan akan secara penuh bekerja sama dengan BASARNAS.
"Kami juga menjalin kerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan otoritas terkait lainnya selama investigasi berlangsung," katanya.
Ia menyatakan, sangat terpukul terhadap kejadian tersebut. Oleh sebab itu, pihaknya dan seluruh manajemen menyampaikan simpati kepada keluarga dan kerabat penumpang QZ8501.
"Pada kesempatan ini jajaran manajemen mengucapkan ikut berbela sungkawa terhadap semua keluarga dari rekan-rekan kami yang berada di penerbangan tersebut," katanya.
Sementara itu, Group Chief Executive Officer Air Asia, Tony Fernandes, menambahkan, kejadian tersebut adalah tragedi bagi perusahaannya. Meski demikian, pihaknya saat ini masih menunggu perkembangan terkait operasi pencarian dan evakuasi.
"Sekali lagi prioritas utama kami saat ini adalah anggota keluarga dari penumpang QZ8501," katanya.