REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) mencatat, angka kriminalitas sepanjang 2014 terbilang cukup tinggi.
Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengatakan, hal ini dapat dilihat dari beberapa tindak kriminal yang belum bisa diatasi secara maksimal oleh Polri. "Angka kriminalitas, terutama bersenjata api cukup tinggi" kata Neta kepada ROL, Selasa (30/12).
Neta mengungkapkan, peredaran senjata api secara ilegal di Indonesia masih sangat tinggi. Meningkatnya eskalasi konflik sosial di mayarakat juga mengalami peningkatan. Konflik sosial dapat dilihat dari perang antarkampung yang terjadi di berbagai daerah, termasuk Jakarta.
Selain itu, lanjut Neta, konflik antar TNI-Polri juga menambah daftar panjang aksi kriminalitas yang terjadi. Sepanjang 2014 ada tujuh kali konflik dua instansi pemerintah itu yang menyebabkan dua orang tewas dan 10 luka-luka. Sementara pada 2013 hanya ada empat konflik antara TNI-Polri.
IPW menyatakan, tingginya angka kriminalitas juga dapat dilihat dari angka curanmor yang relatif tinggi dan peredaran narkoba. Meskipun Polri terus menerus melakukan penangkapan, tapi kejahatan narkoba tetap saja tinggi.
Menurutnya, hal itu disebabkan kebijakan pemerintah yang tidak pernah tegas dalam pemberantasan narkoba. Terbukti 53 napi hukuman mati tak kunjung dieksekusi. Sehingga tidak ada efek jera bagi bandar internasional untuk masuk ke indonesia.
Neta menyarankan, Polri perlu melakukan konsolidasi pada 2015. Terutama, dalam menyikapi pemerintahan baru yang membawa konsep revolusi mental.
Polri, lanjutnya, perlu memperkuat jajaran intelijen dan bimas yang tugasnya tidak hanya melakukan deteksi dan antisipasi dini di masyarakat. Namun juga harus melakukan deteksi dan antisipasi dini terhadap internal kepolisian.
Sebab tantangan Polri ke depan cukup berat, terutama dalam menjaga sikap, perilaku, dan kinerja jajarannya.