REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya Bambang Soelistyo belum dapat memastikan jumlah korban pesawat Air Asia QZ8501.
Seiring ditemukannya sejumlah objek yang diduga bagian dari pesawat nahas yang diperkirakan jatuh di sekitar perairan Selat Karimata dekat Pangkalan Bun.
"Semua temuan akan terus kita identifikasi, tapi angka pasti belum ada," kata Bambang seusai jumpa pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta, Selasa (30/12).
Dia menambahkan bahwa belum ada yang bisa dijelaskan secara mendetail terkait temuan jenazah, seperti ciri-ciri tertentu korban. Dia juga berharap ada yang masih bertahan hidup.
Lebih lanjut, Bambang enggan berspekulasi tentang nasib penumpang dan kru pesawat nahas rute Surabaya-Singapura tersebut. "Angka belum ada. Saya berharap ada yang masih hidup," kata dia.
Sementara itu, dia meyakini 95 persen kemungkinan pintu darurat atau "emergency exit" yang mengapung di perairan sekitar barat daya Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah merupakan bagian Air Asia QZ8501.
"Saya yakin 95 persen itu merupakan bagian dari pesawat yang kita cari. Ada kemungkinan 5 persen lainnya karena saya belum melihat secara langsung lewat mata kepala saya, melainkan lewat temuan regu SAR," ucap dia.
Sebelumnya, terdapat sepuluh objek yang diduga bagian dari pesawat yang terpantau sekitar 105 mil dari Pangkalan Bun. Posisinya sekitar 10 kilometer dari lokasi terakhir pesawat AirAsia yang mengangkut 155 penumpang dan tujuh awak pesawat itu kehilangan kontak.
Berdasarkan penuturan Bambang, pesawat C925 AU menemukan benda-benda, serpihan atau bagian warna putih yang diduga dari pesawat Air Asia QZ8501 yang mengapung pada koordinat 3 derajat 46' 50-LS 110 derajat 29' 27-BT pada pukul 08.00 WIB.
Pada 11.30, pesawat C-130 TNI AU menemukan potongan logam pada koordinat 3 derajat 50' 43-LS 110 derajat 29' 21-BT. Selanjutnya pukul 12.40, pesawat C-130 TNI AU menemukan pintu darurat atau emergency exit pada koordinat 3 derajat 54' 48-LS 110 derajat 31' 4-BT).
Terkini, KRI Bung Tomo mengevakuasi pintu darurat pada pukul 14.10 di koordinat 4 derajat 5' 0-LS 110 derajat 16 ' 0-BT. Secara umum, lokasi tersebut ada di sekitar perairan dekat Pangkalan Bun.