Selasa 30 Dec 2014 14:30 WIB

Kasus Human Trafficking di Sukabumi Meningkat Selama 2014

Rep: Riga Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
Trafficking (ilustrasi)
Trafficking (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Kasus perdagangan manusia (human trafficking) di Kabupaten Sukabumi pada 2014 tercatat lebih tinggi dari tahun sebelumnya. "Dari Januari hingga akhir Desember tercatat sebanyak 38 kasus trafficking,’’ ujar Ketua Forum Wanita (Forwa) Kabupaten Sukabumi, Elis Nurbaeti kepada Republika, Selasa (30/12).

Data tersebut merupakan hasil pendataan dari Forwa, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).

Rinciannya kata Elis, sebanyak 16 kasus ditangani Forwa Sukabumi. Sementara sisanya ditangani P2TP2A Sukabumi dan SBMI Sukabumi.

Para korban perdagangan manusia, terang Elis, ada yang dibawa ke luar negeri seperti Malaysia dan negara timur tengah. Selain itu ada sejumlah korban yang diperdagangkan di dalam negeri seperti di Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Elis mengungkapkan, sejumlah korban ada yang dipekerjakan di tempat hiburan. Padahal, awalnya dijanjikan di tempat lain dengan gaji yang cukup tinggi.

Diterangkan Elis, para korban trafficking tergiur bekerja di luar daerah maupun luar negeri karena ditawari gaji besar. Umumnya mereka bukan berasal dari kalangan tidak mampu. Mereka ingin bekerja di luar negeri karena tuntutan gaya hidup.

Ketua P2TP2A Kabupaten Sukabumi Fatimah Sukmawijaya menambahkan, kasus trafficking memang lebih menonjol dibandingkan dengan kasus yang lain. Seperti diketahui P2TP2A juga menangani kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan masalah kekerasan terhadap anak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement