Selasa 30 Dec 2014 12:41 WIB
AirAsia hilang

Ada Mahasiswa Indonesia di Australia dalam Air Asia QZ8501

Rep: c84/ Red: Bilal Ramadhan
  Keluarga penumpang pesawat Air Asia  penerbangan QZ 8501 melihat daftar nama penumpang di Crisis Center Center Air Asia  di Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (28/12). (Antara/Suryanto)
Keluarga penumpang pesawat Air Asia penerbangan QZ 8501 melihat daftar nama penumpang di Crisis Center Center Air Asia di Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (28/12). (Antara/Suryanto)

REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY-- Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan pihaknya tengah mencari tahu lebih lanjut terkait laporan keberadaan seorang mahasiswa Indonesia dari Monash University yang berada dalam pesawat Air Asia QZ8501 yang hilang dalam perjalanan Surabaya-Singapura, Ahad (28/12).

Dua pesawat RAAF P3 Orion dengan peralatan pencarian spesialis kini menjadi bagian dari pencarian internasional untuk mencari Air Asia QZ8501. Ia menambahkan untuk saat ini pencarian difokuskan di sebelah barat pulau Kalimantan.

Bishop tidak akan mengomentari laporan RAAF yang telah melihat puing-puing dan tumpahan minyak selama pencarian pada Senin, (29/12) kemarin. "Saya yakin akan ada penampakan segala macam puing-puing di laut, tapi kami akan menunggu sampai ada konfirmasi yang sebenarnya sebelum kita membuat komentar resmi tentang itu," ujarnya, seperti dilansir sbs, Selasa (30/12).

Kedua pesawat tersebut merupakan bantuan dari Australia kepada Pemerintah Indonesia dalam pencarian Air Asia yang hilang. Bishop menegaskan tidak ada warga negara Australia, baik itu yang menjadi penduduk tetap atau warga negara ganda di antara para penumpang di pesawat QZ 8501.

Tapi dia mengatakan masih berusaha untuk mengkonfirmasi laporan adanya mahasiswa Monash University asal dari Indonesia, Kevin Alexander Soetjipto, yang berada didalam pesawat tersebut. Menurut profil di akun Linkedln pribadinya, Kevin yang berasal dari Malang, Jawa Timur, merupakan seorang mahasiswa di Monash University.

Juru bicara Monash University Stacey Mair mengatakan pihaknya masih mencari konfirmasi resmi dari pihak berwenang. "Kami sangat sedih untuk berita ini dalam kaitannya dengan salah satu mahasiswa kami," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement