REPUBLIKA.CO.ID, SIDOARJO -- Meski lokasi pesawat dan kondisi penumpang pesawat AirAsia QZ8501 belum diketahui hingga saat ini, namun Pemerintah Kota Surabaya telah menyiagakan sebanyak 84 unit ambulans.
Ashadi, salah seorang petugas Posko Pemkot Surabaya mengatakan, 84 unit ambulans itu disiapkan untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Sebagian ambulans akan ditempatkan di posko Crisis Centre AirAsia di Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo.
"Tidak semua ambulans berada di Juanda, namun hanya beberapa saja. Yang lainnya bersiaga di rumah sakit masing-masing, tapi siap datang kapan saja dibutuhkan," ujarnya, Rabu (30/12).
Ia menjelaskan untuk rinciannya, sebanyak 64 unit ambulans berasal dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, empat unit dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), enam unit dari Dinas Sosial, lima unit dari Palang Merah Indonesia (PMI) dan lima unit lainnya dari rumah sakit swasta.
Posko Pemkot Surabaya yang didirikan di lokasi T2 Juanda saat ini juga masih melakukan pendataan tentang jumlah kepastian warga beridentitas Surabaya. Hingga pukul 07.42 WIB hari ini, total 81 penumpang yang terdata dan sudah dihubungi keluarganya.
"Kemarin sempat 77 nama, kemudian ada data tambahan yang masuk hingga pagi ini sekitar 81 nama," katanya.
Dari sejumlah nama tersebut, tidak sedikit yang berasal dari sekeluarga, salah satunya keluarga Jayden Cruz Ardhi, Reggy Ardhi, Michelle Clemency Ardhi, Marianne Claudia Ardhi, Caroline harwon yang beralamat di kawasan Perumahan Citraland.
Sementara itu, ratusan keluarga penumpang pesawat AirAsia QZ8501 sudah memenuhi Crisis Centre dan menantikan informasi terkini dari Basarnas dan tim yang sedang mencari keberadaan pesawat.
Di dalam posko, sebanyak delapan unit televisi yang menampilkan pemberitaan dari berbagai media menjadi perhatian keluarga penumpang. Belum ada keterangan resmi tambahan dari Kantor SAR di Surabaya tentang hasil pencarian pesawat berjenis Airbus A320-200 hingga hari ketiga ini.
Pesawat AirAsia bernomor penerbangan QZ8501 dari Surabaya menuju Singapura mengalami hilang kontak dengan "Air Traffic Control" pada Minggu (28/12) pagi. Hingga sekarang, pesawat berpenumpang 137 dewasa, 17 anak-anak, 1 bayi dan 7 kru tersebut belum ditemukan.