REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Pemerintahan Timor Leste menjajaki kerja sama di bidang kepariwisataan dan ketenagakerjaan dengan Pemerintah Provinsi Bali. Menteri Muda Tenaga Kerja Republik Demokrasi Timor Leste, Ilidio Ximenes da Costa menilai Bali sudah berpengalaman dalam mengembangkan bidang ini.
"Timor Leste memiliki sumber daya manusia memadai, namun masih kurang dalam hal pemanfaatan," katanya di Denpasar, Senin (29/12).
Ilidio mengatakan kunjungannya untuk menemui Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika juga sudah mendapatkan saran dari Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao. Dia berharap bisa mengikuti serangkaian pelatihan di Bali dan selanjutnya menerapkan ilmu tersebut di Timor Leste.
Pastika menyambut baik rencana kerjasama oleh Pemerintah Timor Leste tersebut. Menurutnya, Timor Leste juga menyimpan potensi tinggi di bidang pariwisata.
"Namun, Timor Leste masih membutuhkan sentuhan pihak yang paham akan pariwisata untuk melengkapi itu semua," ujarnya.
Pembangunan jaringan kepariwisataan yang kuat, menurut Pastika, juga penting. Dia pun berjanji akan menerjunkan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait, seperti Dinas Pariwisata dan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Bali untuk melakukan koordinasi lebih lanjut.
Sebagai langkah lanjutan, Pastika akan memimpin delegasi pertama Provinsi Bali untuk melakukan kunjungan balasan ke Timor Leste. Hal ini dimaksudkan untuk meninjau peluang kerja sama yang bisa dilakukan.
"Orang Bali juga punya banyak ikatan psikologis dengan Timor Leste. Jadi, sewajarnya kita saling membantu," ujar Pastika.
Bali memiliki organisasi Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) yang akan diikutsertakan. GIPI juga dilengkapi dengan balai latihan kerja, hotel untuk magang dan fasilitas lainnya yang dapat disiapkan untuk mendukung pelaksanaan kerjasama ini.
Indonesia-Timor Leste sebelumnya sudah membuka secara resmi rute penerbangan Denpasar-Timor Leste via maskapai Garuda Indonesia. Penerbangan ini untuk mengakomodir peningkatan jumlah penumpang kedua wilayah seiring dengan meningkatnya transaksi perekonomian, perdagangan, dan pariwisata kedua wilayah.