REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pemerintah Provinsi Sumatera Utara tahun 2018 menargetkan kondisi jalan di daerah itu yang dalam kondisi baik atau mantap bisa mencapai 95 persen dari kondisi tahun ini yang baru naik menjadi 74,34 persen.
"Tahun ini jalan mantap masih 74,34 persen atau 2.266,12 kilometer dari panjang jalan 3.048,50 kilometer," kata Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Sumut, Effendy Pohan di Medan, Minggu.
Effendi menjelaskan dari panjang jalan yang berstatus mantap 2.266,12 kilometer, sepanjang 1.173,64 kilometer di antaranya dalam kondisi sangat baik dan sisanya 1.092,48 kilometer kondisi sedang.
Peningkatan jalan mantap itu, katanya, terdiri dari ruas jalan yang berada di Pantai Barat (Tapanuli bagian selatan, Nias, Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara), Pantai Timur (Binjai, Langkat, Medan,Deli Serdang, Serdang Bedagei, Tebing Tinggi, Tanjung Balai, Asahan, Batubara, Labuhanbatu, Labuhanbatu Utara, Labuhanbatu Selatan) dan Dataran Tinggi (Pematang Siantar, Simalungun, Pakpak Bharat, Dairi, Karo, Humbang Hasundutan, Samosir, Toba Samosir).
Sedangkan jalan yang masih rusak di Sumut sepanjang 25,66 persen atau 782,38 kilometer terdiri dari 259,58 kilometer rusak ringan dan 522,8 kilometer rusak berat.
"Memang belum 100 persen mantap, tetapi panjang jalan mantap di Sumut terus meningkat setiap tahun dan tahun ini sudah naik dibanding tahun lalu yang masih 69,6 persen," katanya.
Dengan kondisi dewasa ini, diperhitungkan jalan mantap 100 persen akan bisa terwujud pada tahun 2018.
Dia menjelaskan, sesuai visi/misi Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho, peningkatan infrastruktur dan pengembangan wilayah diperlukan untuk mendukung daya saing perekonomian, pengembangan pedesaan dan perkotaan, serta wilayah kepulauan dan perbatasan/wilayah terluar.
"Gubernur Sumut H Gatot Pujo Nugroho dan Wakil Gubernur Sumut H T Erry Nuradi pada kepemimpinannya memang menekankan untuk fokus pada pembangunan infrastuktur daerah," katanya.
Infrastruktur yang baik diyakini memberikan efek besar bagi perekonomian Sumut.