REPUBLIKA.CO.ID,LEBAK -- Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, memfasilitasi petani terkait dengan kebutuhan pemasaran produk pertanian untuk membantu meningkatkan taraf kehidupan ekonomi mereka.
"Semua hasil produk pertanian pangan, hortikultura, dan palawija difasilitasi dengan penampung pasar lokal dan luar daerah," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Minggu (28/12).
Ia mengatakan saat ini aktivitas petani di Kabupaten Lebak mulai menggeliat karena permintaan pasar cenderung meningkat.
Saat ini, produk hortikultura, seperti mentimun, paria, oyong, terung, dan kacang panjang menembus Pasar Induk Kramajat Jati, Jakarta. Begitu juga produksi palawija, seperti jagung, kedelai, dan kacang tanah. "Kami memperkirakan produksi sayuran dan palawija yang menembus pasar luar daerah sekitar empat ton/hari," katanya.
Dia mengatakan petani yang mengembangkan tanaman hortikultura dan palawija tersebar di Kecamatan Rangkasbitung, Cibadak, Kalangnayr, Cipanas, Malingping, Warunggunung, Panggarangan, dan Banjarsari. Sebagian besar petani sudah menjalin kerja sama dengan pedagang besar di Pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang dan Pasar Induk Kramat Jati Jakarta. "Kami terus mendorong petani agar mengembangkan tanaman sayuran dan palawija," katanya.
Upen, seorang petani Rangkasbitung, mengaku sekarang mengembangkan tanaman sayur-sayuran karena menguntungkan. Produksi sayur-sayuran, seperti mentimun dan kacang panjang dipasok ke Pasar Rangkasbitung. "Saya kira untuk pemasaran tanaman hortikultura tidak begitu sulit," katanya.
Ia mengatakan petani saat ini kebanyakan meninggalkan padi sawah dan mereka beralih budi daya tanaman hortikultura. Sebab, katanya, usaha pertanian tanaman hortikultura bisa produksi antara satu sampai empat bulan. "Kami mengembangkan sayuran mentimun dan kacang panjang selama dua bulan bisa dipanen. Itu sangat menguntungkan dibandingkan padi sawah," katanya.