Senin 29 Dec 2014 08:00 WIB

BPPT Siap Kurangi Curah Hujan Bila Dibutuhkan

Rep: c85/ Red: Erdy Nasrul
Gedung BPPT, jakarta
Foto: ROL/Kingkin J
Gedung BPPT, jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Memasuki tahun 2015, Indonesia akan dihadapkan dengan ancaman bencana. Intensitas hujan yang semakin tinggi, bisa saja memicu banjir dan tanah longsor di sejumlah daerah di Indonesia.

Kepala UTC Hujan Buatan BPPT Heru Widodo menyatakan, potensi curah hujan akan semakin tinggi memasuki tahun 2015. Untuk itu, Heru menyatakan bahwa BPPT telah menyiapkan teknologi untuk modifikasi cuaca. "Termasuk mengurangi curah hujan. Namun kami baru gerak setelah ada rekomendasi dari BNPB," jelasnya saat dihubungi Republika, Ahad (28/12).

Selain itu, Heru juga menambahkan, bahwa BPPT telah menyiapkan early warning system untuk banjir dan tanag longsor. Namun, di antara segala persiapan, Heru menambahkan bahwa yang terpenting adalah kesiapan dari sumberdaya manusia. "Mitigasi juga penting. Masyarakat sendiri harus diedukasi. Namun BPPT sudah siap dari segi teknologi," lanjutnya.

Heru juga menjelskan, fenomena yang terjadi saat ini, frekuensi hujan cenderang berkurang, namun justru volume curah hujan yang terjadi meningkat. "Jadi misalnya, kalau dulu hujan seminggu tuju kai, nanti bisa hanya lima kali. Tapi dengan curah hujan yang lebih tinggi. Lebih deras," katanya.

Untuk itu, daerah-daerah yang rawan bencana harus segara mempersiapkan diri mengadapi "musim rawan bencana" nanti. Selain Jawa dan Sumatera, Heru juga menambahkan, bawha Nusa tenggara juga akan terkena dampak aliran siklon tropik. "Ini kami sudah mulai koordinasi dengan BNPB untuk hadapi kemungkinan yang ada nanti." ujarnya.

Selain hujan, Heru juga mengingatkan adanya ancaman logsor di beberapa titik. Ancaman longsor, lanjutnya, justru akan semakin kuat setelah beberapa wilaya di Indonesia dilanda kemarau panjang. "tanah banyak yang cracking (retak). terutama jenis clay (lempung). Crack ini bila kemudian langsung terisi dengan air dengan volume besar maka akan potensi terjadnya longsor," jelasnya. n-

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement