Ahad 28 Dec 2014 21:04 WIB

Ini Wilayah Kontak Terakhir Air Asia QZ8501 yang Terpantau Bandara Changi

  Keluarga penumpang pesawat Air Asia  penerbangan QZ 8501 menunggu kepastian nasib keluarganya di Crisis Center Center Air Asia  di Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (28/12). (Antara/Suryanto)
Keluarga penumpang pesawat Air Asia penerbangan QZ 8501 menunggu kepastian nasib keluarganya di Crisis Center Center Air Asia di Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, Ahad (28/12). (Antara/Suryanto)

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA-- Sebagian anggota keluarga dan teman penumpang pesawat AirAsia QZ 8501, yang hilang, pada Ahad tiba di daerah yang dirancang buat keluarga di Bandar Udara Changi, Singapura, untuk memperoleh keterangan terkini.

Low Swee Seh, Kepala Penyedia Layanan Kesehatan Nir-Laba setempat, mengatakan beberapa orang dari organisasinya siap memberi layanan penyuluhan buat keluarga penumpang. Pemerintah menyatakan ada 162 orang, termasuk 156 penumpang, di dalam pesawat yang hilang tersebut.

Sebanyak 155 di antara mereka adalah warga negara Indonesia, dan juga ada satu warga negara Singapura, satu orang Malaysia, satu Prancis dan tiga orang berkebangsaan Korea Selatan. Pemerintah Singapura mengatakan pesawat itu berada di Wilayah Informasi Penerbangan Indonesia (FIR) ketika kehilangan kontak dengan menara pengawas pada Ahad pagi.

"Pesawat tersebut berada di Wilayah Informasi Penerbangan Indonesia (FIR) ketika kontak terputus, lebih dari 200 mil laut (sekitar 370 kilometer di sebelah tenggara perbatasan FIR Jakarta-Singapura," kata Pemerintah Singapura di dalam satu pernyataan.

Wilayah Informasi Penerbangan adalah sistem pembagian wilayah udara untuk mengkoordinasikan informasi penerbangan dan layanan siaga. FIR tak memiliki kaitan dengan klaim kedaulatan atas wilayah udara atau laut.

Dinas Penerbangan Sipil Singapura juga menyatakan operasi pencarian dan pertolongan telah dilancarkan oleh Pemerintah Indonesia dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkal Pinang. Berdasarkan peta, pesawat itu diduga berada di dekat Kepulauan Bangka-Belitung, Indonesia, ketika kehilangan kontak dengan menara pengawas lalu lintas udara.

Pusat Koordinasi Pertolongan Singapura juga telah mengaktifkan dan telah menawarkan bantuan kepada Pemerintah Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement