REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA - Basarnas Provinsi Bangka Belitung mengkhawatirkan kondisi cuaca dan gelombang tinggi menjadi kendala dalam pencarian di lokasi titik jatuh pesawat Air Asia.
"Informasi yang kami peroleh dari BMKG, gelombang mencapai dua meter lebih dan tergolong tinggi sehingga memperlambat waktu tempuh menuju titik pesawat jatuh," kata Kepala Basarnas Bangka Belitung Jhoni Supriadi di Pangkalpinang, Ahad (28/12).
Pesawat Air Asia jenis Air Bus A320 dengan nomor penerbangan QZ 8501 yang berangkat dari Surabaya menuju Singapura, diperkirakan jatuh di perairan Belitung dengan titik koordinat 03.22.46LS dan 108.50.07 BT. Ia menjelaskan, dalam kondisi cuaca normal membutuhkan waktu sekitar empat jam untuk menuju lokasi dan saat cuaca buruk bisa memakan waktu delapan jam.
Saat ini tim Basarnas sudah berangkat menuju lokasi bersama sejumlah wartawan dengan menggunakan kapal RB201 dari Pelabuhan Pangkalbalam. Ia mengatakan, pesawat diduga mengalami turbelensi setelah sebelumnya sempat berputar-putar di atas perairan untuk menghindari badai dan kemudian jatuh.
Pesawat tersebut membawa sekitar 155 penumpang yang terdiri dari 138 orang dewasa, 16 anak-anak, dan seorang bayi. Pesawat tersebut diketahui hilang kontak sekitar pukul 7.30 waktu setempat dan dikabarkan jatuh di perbatasan laut Belitung dan Pontianak.