Ahad 28 Dec 2014 19:47 WIB

Produksi Batu Bata dan Krupuk Terhambat Musim Hujan

Para pekerja di pabrik batu bata di Imadol, Katmandu, Nepal, Jumat (20/4).  (Niranjan Shrestha/AP)
Para pekerja di pabrik batu bata di Imadol, Katmandu, Nepal, Jumat (20/4). (Niranjan Shrestha/AP)

REPUBLIKA.CO.ID,BANDARLAMPUNG -- Kegiatan usaha kecil skala rumah tangga dan kelompok dalam memproduksi batu bata, genting, dan kerupuk kini terkendala dalam melakukan pengeringan akibat banyaknya turun hujan.

"Belakangan ini turun hujan hampir setiap hari, akibatnya pengeringan lebih lambat dari biasanya," kata pengusaha kerupuk skala rumah tangga di Desa Kalirejo, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Sodir (55), di Kalirejo, Ahad.

Dia menjelaskan, saat cuaca panas normal bisa menghasilkan kerupuk sekitar 50 Kg dalam sehari, namun pada saat musim hujan hal itu sulit dicapai. "Kalau musim panas, bahan kerupuk yang bentuknya kotak-kotak bisa tiga hari kering, sedangkan yang melingkar-lingkar hanya dua hari sudah kering. Sedangkan kalau musim hujan paling cepat empat sampai lima hari," katanya.

Sodir juga menjelaskan bahwa, setelah dikeringkan, bahan kerupuk itu harus digoreng, lalu dimasukkan ke dalam kemasan, kemudian dipasarkan terutama ke pelanggan. "Namun kalau bahan kurang kering, akan sulit digoreng, dan kalau dipaksakan digoreng dalam kondisi kurang kering maka hasilnya tidak akan sempurna," ujarnya.

Hal itu karena jika bahan kerupuk kurang kering lalu digoreng selain warnanya tidak bagus juga hasilnya kurang maksimal. Sodir menjelaskan, untuk membuat kerupuk, pihaknya membutuhkan banyak bahan setiap harinya, seperti bawang merah, bawang puntih, tepung, minyak goreng, kayu bakar, serta membayar sejumlah tenaga kerja.

Khusus untuk kayu bakar, katanya lebih lanjut, bahannya tidak sulit, namun harga belinya sudah terus naik.

Dia mencontohkan, harga kayu bakar satu truk yang sebelumnya Rp900.000/truk isi sekitar 14 M3, sedangkan saat ini harganya naik jadi sekitar Rp1,1 Juta. "Harga kayu bakar untuk mengolah kerupuk dan membakar bata atau genting terus naik, satu bulan kami membutuhkan kayu bakar sedikit-dikitnya satu truk," katanya pula.

Pengeringan genting, jika panas bisa cukup sekitar lima hari, dan batu bata sampai siap dibakar bisa satu bulan, namun jika banyak turun hujan bisa lebih lama lagi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement