Sabtu 27 Dec 2014 15:08 WIB

MUI Belum Tentukan Sikap untuk Perangi ISIS, Ini 3 Alasannya

Rep: c13/ Red: Mansyur Faqih
Polisi sedang memeriksa warga negara Indonesia yang diduga akan bergabung dengan kelompok militan ISIS.
Foto: Adysha Ramadani/Republika
Polisi sedang memeriksa warga negara Indonesia yang diduga akan bergabung dengan kelompok militan ISIS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan, belum bisa menentukan sikap untuk memerangi ISIS. Setidaknya, ada tiga hal terkait hal itu.

Wakil Sekretaris Komisi Hukum dan Perundang-undangan Luthfie Hakim menjelaskan, pertama MUI memiliki informasi yang sedikit tentang ISIS. Informasi mengenai ISIS masih belum jelas kebenarannya. 

Menurutnya, MUI belum tahu kepastian tentang pendirian organisasi itu. Pihak yang mendirikan ISIS tersebut pun masih dipertanyakan.

"Murni khilafah atau boneka dari negara tertentu?" ungkap Luthfie saat dihubungi ROL, Sabtu (27/12). 

Selain itu, kata dia, MUI juga belum mendapat informasi pasti mengenai latar belakang dan tujuan organisasi tersebut. Tindakan yang dilakukan ISIS seperti pembantaian sesama umat Islam juga masih diragukan kebenarannya oleh MUI. 

Kedua, kata dia, MUI mengaku masih mempertanyakan perolehan senjata yang dimiliki ISIS selama ini. Perolehan senjata ini masih menjadi tanda tanya bagi MUI. 

Luthfie mengatakan, MUI masih belum mengetahui pihak yang memberikan modal seperti senjata berat kepada ISIS.

Terakhir, ungkap Luthfie, konsep kekhilafan yang dicita-citakan ISIS belum diketahui secara pasti. "Apakah mereka ingin kekhilafan hanya untuk Irak dan Suriah saja?," ujarnya. 

Atau, lanjutnya, ISIS menginginkan konsep kekhilafan untuk semua negara yang mayoritas Islam.

Dari ketiga alasan inilah, MUI mengaku belum bisa mengambil sikap terhadap keberadaan ISIS. Menurut Luthfie, informasi mengenai organisasi yang dianggap ekstrem itu masih sangat sedikit. Bahkan, kebenarannya masih diragukan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement