REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah jalanan utama di Kota Bekasi yang terkenal sebagai titik kemacetan terlihat lengang pada saat libur panjang seperti saat ini.
Liburan panjang dimulai sejak Natal pada Kamis (25/12), dilanjutkan dengan cuti bersama pada hari ini, Jumat (26/12). Bahkan, masih ditambah dengan libur akhir pekan pada Sabtu (27/12) besok dan Ahad (28/12) lusa.
Berdasarkan pantauan Republika sejak pukul 08.00 sampai pukul 09.00 pagi WIB. Sejumlah jalanan utama seperti di Jalan Ahmad Yani terlihat mengalami penurunan intensitas volume kendaraan.
Begitu pun pada Jalan Noer Ali Kalimalang hingga ke Cawang tidak sepadat hari biasanya. Kendaraan dapat melaju dengan kecepatan 60-80 km/jam dan hanya berhenti pada saat lampu lalu lintas berwarna merah.
Selain itu, Jalan Pekayon hingga ke Pondok Gede dan Kodao juga terlihat sepi. Angkutan umum yang biasanya banyak beroperasi di hari-hari kerja, pada libur panjang seperti saat ini tampak berkurang.
Selanjutnya, di perempatan Jalan Cut Meutia-Chairil Anwar yang dikenal sebagai titik kemacetan, hari ini juga terlihat lancar. Namun menjelang siang hari, volume kendaraan mulai bertambah, namun tidak sampai menyebabkan terjadinya kemacetan.
Salah satu pengendara motor, Hendra mengaku senang dengan kondisi jalanan Kota Bekasi yang lowong. Pria yang masih berstatus sebagai mahasiswa ini berharap bisa setiap hari menikmati lengangnya jalanan kota yang sempat di bully netizen sebagai kota super macet tersebut.
"Beberapa bulan lalu kami yang tinggal di Bekasi disebut berada di wilayah terpencil, ataupun tinggal di planet lain karena lamanya perjalanan yang harus ditempuh akibat kemacetan. Sekarang jalanan lancar, brarti kami telah kembali ke bumi," ujarya sambil tertawa
Untuk kedepannya, Hendra berharap pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi melalui Dinas Perhubungan mampu membuat kebijakan yang bisa membuat Kota Bekasi bebas kemacetan walaupun di hari-hari biasa. Andaikan bisa terwujud, terang Hendra, warga Bekasi tentu akan merasa lebih nyaman untuk berpergian dan mengurangi tingkat stress yang ditimbulkan akibat kemacetan setiap harinya.
"Mungkin bisa dilakukan perbaikan dan pelebaran jalan yang selama ini menjadi titik kemacetan. Selain itu, perbaikan fasilitas dan layanan transportasi umum mungkin akan membuat masyarakat yang biasanya membawa kendaraan pribadi menjadi beralih ke moda angkutan umum sehingga intensitas volume kendaraan berkurang," pungkas Hendra.