Jumat 26 Dec 2014 13:42 WIB

Musi Rawas Akan Miliki 100 Ribu Penghafal Alquran

Rep: heri purwata/ Red: Damanhuri Zuhri
Penghafal Alquran
Foto: infopalestina
Penghafal Alquran

REPUBLIKA.CO.ID,

Untuk membangun masyarakat yang berakhlakul karimah, dilaksanakan melalui pertama, pemberantasan aksara Alquran (khusus yang beragama Islam), sedang yang non Muslim diharapkan mendekatkan kepada keyakinannya.

Selanjutnya, mereka yang sudah melek Alquran, ditingkatkan untuk khatam Alquran. “Dalam hal khatam Alquran, Musi Rawas pernah menggelar khatam Akbar yang diikuti 15.875 santri November 2013. Ini memecahkan rekor MURI. Saat ini, sudah ada 25.000 santri yang khatam Alquran,” kata Ridwan.

Ketiga, setelah khatam ditingkatkan menjadi hafidz (hafal) Alquran. Mengapa meningkatkan menjadi penghafal Alquran, karena Darussalam itu merupakan rumah kedamaian. Sedangkan rumah kedamaian sebetulnya merupakan rumah para Wali Allah yang juga sebagai penghafal Alquran. 

Keempat, kepada masyarakat diminta untuk menggalakkan majelis taklim yaitu pengajian secara rutin setiap pekan atau setiap bulan. Untuk mengisi pengajian, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas mendatangkan ulama besar untuk memberi pencerahan kepada masyarakat di desa-desa.

Saat ini, yang ditingkatkan adalah menghasilkan penghafal Alquran. Setiap guru ngaji yang bisa menelorkan satu santri penghafal Alquran mendapatkan penghargaan sebesar Rp 500 ribu.

“Saat ini, dana tersebut sudah terserap sebesar Rp 8 miliar lebih. Saya mengalokasikan dana sebesar Rp 50 miliar lebih. Itu targetnya,” kata Ridwan.

Jika target terpenuhi, Kabupaten Musi Rawas akan memiliki 100 ribu penghafal Alquran. Sedangkan penduduk kabupaten tersebut sebanyak 500 ribu jiwa.

“Seandainya saya mempunyai 100 ribu penghafal Alquran dari jumlah penduduk 500 ribu jiwa, berarti ada 20 persen warga yang khatam Alquran. Ini berarti setiap rumah di Kabupaten Musi Rawas pernah khatam Alquran,” katanya.

Ini, kata Ridwan, merupakan modal untuk membangun Musi Rawas dengan modal barokah. Sebab dirinya memiliki keyakinan membangun dengan barokah, tidak banyak kepala daerah yang menggunakannya.

Sebab apa yang terjadi di dunia ini tidak semuanya rasional. ''Ada hal-hal yang di luar rasional yaitu hidayah dari Allah SWT,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement