REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Joki Puncak semakin menjamur menjelang musim liburan akhir tahun. Jumlah joki dapat bertambah lima kali lipat lebih banyak dari hari libur biasa.
"Di hari sabtu atau minggu biasanya hanya ada belasan orang, sekarang bisa sampai puluhan," jelas Pendi, salah satu joki Puncak, Jumat (26/12).
Pendi biasa menawari jasa joki pada kendaraan-kendaraan yang terjebak sistem satu jalur di pintu gerbang tol Ciawi. Ia memasang tarif Rp 100 ribu untuk satu kali antar.
"Biasanya orang-orang Jakarta mau di anter dan bayar segitu," kata dia.
Pendi akan mengantar kendaraan pelancong melalui jalan-jalan alternatif untuk sampai ke Puncak. Menurutnya, mayoritas kendaraan yang menggunakan jasanya berpelat B.
Meski usaha yang dilakoninya ilegal, Pendi mengaku ia terpaksa melakukannya karena tergiur keuntungan yang akan didapat. Selama ini, penghasilan Pendi sebagai tukang ojek tak seberapa.
"Sebenarnya tidak boleh, tapi ini ladang rezeki buat orang kecil seperti kami," ungkapnya.