REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Banjir luapan Sungai Citarum di kawasan Baleendah dan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung mulai surut, kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Marlan di Bandung, Jumat (26/12).
"Berdasarkan pemantauan permukaan air ada penurunan sekitar satu meter, kami berharap curah hujan tidak terlalu besar di daerah hulu Citarum," kata Marlan di Posko Bencana Banjir Baleendah Kabupaten Bandung.
Menurut Marlan, penurunan debit banjir cukup signifikan terhadap genangan di jalan raya Baleendah - Bojongsoang yang sudah tidak tergenang.
"Genangan tinggal sedikit, mudah-mudahan hari ini tidak naik lagi," kata Marlan.
Sedangkan Jalan Raya Baleendah - Dayeuhkolot masih tetap terputus karena tergenang setinggi lebih dari semeter.
Meski demikian, jumlah rumah yang terendam masih tetap yakni sebanyak 36 ribu unit, dimana sebanyak 12.500 jiwa terpaksa harus mengungsi karena rumahnya sudah tersaput air setinggi lebih dari dua meter.
"Ketinggian air terakhir 3,10 meter di daerah Andir dan Cieunteung. ada penyusutan hari ini, diharapkan terus surut," kata Marlan.
Namun demikian sebagian besar warga masih bertahan di rumah masing-masing, khususnya yang memiliki lantai dua.
"Mereka masih bertahan, memang cukup sulit untuk memastikan bantuan tersalurkan. Kita tempatkan posko dapur umum di sejumlah titik. sebagian pengungsi mendirikan posko dapur umum dan kami memasok bahan pokoknya ke lokasi," kata Marlan.
Ia menyebutkan, banyaknya warga yang bertahan di rumah masing-masing karena menganggap banjir itu menjadi rutinitas setiap tahun, meski tahun ini puncaknya akan terjadi hingga Januari 2015.
"Kami tidak bisa memaksa mereka mengungsi karena sudah menganggap banjir biasa, namun kami tetap pantau. Bila air terus meningkat mereka akan dijemput," katanya.
Sementara itu, sebanyak 400 relawan dikerahkan untuk membantu para pengungsi baik dalam mendistribusikan bantuan maupun dapur umum.
Sementara itu jumlah bantuan personil dari Polri dan TNI ditambah karena luasan banjir terus meningkat, selain untuk membawa warga dengan rakit dan perahu karet juga menjaga keamanan.
"Penanganan tak hanya saat ada banjir juga pasca banjir. Biasanya gangguan penyakit terjadi pasca banjir, saat ini pun jumlah pasien yang berobat ke posko meningkat," kata Marlan.
Banjir selain merendam pemukiman penduduk, pasar dan fasilitas umum, juga merendam Markas Yon 3 Zipur Yudha Wyogrha Dayeuhkolot.