REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Harga komoditas daging sapi dan daging ayam di Sukabumi mengalami kenaikan menjelang akhir tahun. Kenaikan terjadi dalam beberapa hari terakhir ini.
Harga daging sapi di pasar tradisional Sukaraja Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi misalnya naik dari Rp 92 ribu per kilogram menjadi Rp 95 ribu per kilogram. Sementara itu harga daging ayam naik dari Rp 26 ribu per kilogram menjadi Rp 30 ribu per kilogram.
"Lonjakan harga sudah terjadi sejak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)," ujar pedagang daging sapi di Pasar Sukaraja, Aang Suherlan (36 tahun). Kini, harga daging makin naik mendekati penghujung tahun.
Menurut Aang, kenaikan harga ini menyebabkan sejumlah pembeli mengeluh. Namun, penjual tidak bisa berbuat banyak karena harga daging mengalami kenaikan dari penyalurnya.
Selain daging, harga komoditas telur ayam di pasar tradisional Kota Sukabumi melonjak. Bahkan, harganya di tingkat pengecer atau warung menembus Rp 22 ribu per kilogram.
"Saat ini harga telur per kilogramnya cukup mahal," ujar Rudi (45 tahun), salah seorang warga yang berjualan sembako di Kecamatan Cikole, Kota Sukabumi. Menurut dia, saat ini harga telur ayam mencapai Rp 22 ribu per kilogram.
Padahal lanjut Rudi, harga telur ayam sebelumnya hanya berkisar pada Rp 18 ribu per kilogram. Kenaikan ini lanjut dia dikarenakan naiknya harga telur dari distributor.
Pedagang telur ayam di Pasar Pelita Kota Sukabumi Ny Yuli (40) mengatakan, harga telur memang mengalami kenaikan menjelang akhir tahun ini. "Pasokannya memang berkurang sehingga harga naik," ujarnya.
Kenaikan serupa juga terjadi di pasar tradisional Kabupaten Sukabumi. "Harga telur di pasaran rata-rata Rp 21 ribu per kilogram," ujar pedagang telur ayam di Pasar Cibadak, Kecamatan Cibadak, Dayat (37).
Diterangkan dia, sebelumnya harga telur ayam hanya Rp 16 ribu per kilogram. Penyebab kenaikan disebabkan turunnya pasokan telur ayam ke pasaran. Sementara permintaan telur di pasaran tetap bahkan mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya.
Salah seorang pembeli warga Kecamatan Sukaraja, Reni (30) mengatakan, kenaikan harga sejumlah barang kebutuhan pokok ini jelas memberatkan warga khususnya rakyat miskin. Terlebih, bantuan dari pemerintah sebelumnya dinilai tidak cukup membantu kehidupan warga sehari-hari.
"Kami berharap harga sembako bisa turun," ujar Reni. Saat ini, ia menyiasati membeli sembako dengan mengurangi jumlah pembelian.