Rabu 24 Dec 2014 18:21 WIB

Ulil: Demokrat Masih Perlu Dipimpin SBY Sampai 2020

Rep: c01/ Red: Esthi Maharani
Ketua DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla.
Foto: Antara
Ketua DPP Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Politikus Partai Demokrat Ulil Abshar Abdalla berharap agar Partai Demokrat tidak mengalami konflik internal seperti yang dialami oleh beberapa partai politik. Karena itu, Ulil menilai Partai Demokrat masih perlu dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang merupakan figur pemersatu.

"//Figur pemersatu di PD (Partai Demokrat) itu, menurut saya, ya SBY. Karena itu, sekurang2nya hingga 2020, PD masih perlu dipimpin oleh SBY,//" terang Ulil melalui akun //Twitter// pribadinya @ulil, Selasa (23/12).

Melihat fenomena konflik internal serta dualisme kepemimpinan yang terjadi di beberapa partai politik membuat Ulil berharap agar hal yang sama tidak terjadi pada Partai Demokrat. Ia juga menyatakan rekan-rekannya di Partai Demokrat mengharapkan hal yang sama. 

Untuk bisa melindungi partai dari konflik internal, Ulil menilai Partai Demokrat membutuhkah figur yang bisa menyatukan. Ulil melihat figur yang bisa menyatukan ada dalam diri SBY.

Ulil berharap, akan ada kaderisasi yang serius pasca Kongres Partai Demokrat tahun depan. Kaderisasi yang baik ini diharapkan akan mengadirkan tokoh baru yang bisa memimpin Partai Demokrat pasca 2020. 

Selain itu, Ulil menilai kritikan dari sejumlah kader yang menyatakan bahwa Demokrat terlalu "//Cikeas heavy//" merupakan kritik yang fair. Karena itu, hal ini bisa menjadi masukan juga bagi pengurus Partai Demokrat pasca Kongres tahun depan.

Ulil menilai lemahnya partai yang salah satu penyebabnya ialah faksionalisme yang akut secara internal, merupakan ancaman langsung bagi demokrasi Indonesia. Karena itu, dengan menguatkan partai, maka di saat demokrasi di negara ini juga ikut diperkuat. "//Demokrasi yg kokoh dan berkualitas butuh partai yg kuat dan responsif terhadap aspirasi rakyat, selain jg masyarakat sipil yg kuat,//" jelas Ulil. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement