REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Keterlambatan pasokan pupuk menjadi faktor utama upaya swasembada pangan sulit tercapai sehingga diputuskan perlu memperbaiki distribusi yang selama ini menghambat, kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman.
"Akibat keterlambatan pasokan pupuk dan bibit menjadi sangat sangat menghambat swasembada pangan. Saya sudah hitung dampak negatifnya," kata Amran kepada pers di Kantor Wapres di Jakarta, Selasa.
Hal tersebut disampaikan usai dirinya bersama Menko Perekonomian Sofjan Djalil bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla guna membahas upaya swasembada pangan.
Menurut perhitungannya, katanya, akibat terlambat dua minggu pasokan pupuk bisa menyebabkan kehilangan satu ton per hektare.
"Itu baru masalah waktu. Jadi saya usul ke Wapres dan Menko Perekonomian agar pupuk tidak boleh terlambat," kata Mentan.
Menurut dia, kendala lain yang harus diselesaikan adalah soal transportasi dan distribusi, mengingat ada sejumlah daerah yang terlambat menerima pupuk.
Amran mencontohkan sebuah kabupaten A memiliki 10 ton pupuk, tapi kebutuhannya hanya tujuh ton sehingga ada sisa tiga ton pupuk.
Akibat adanya egosime sektoral, katanya, kabupaten A tidak mau memindahkan sisa pupuk itu ke daerah lain yang membutuhkan.
"Seperti itulah contohnya sehingga membuat lambat. Ini tidak boleh, membangun egoisme sektoral," katanya.