REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, sebanyak 3.396 desa tertinggal di Indonesia ternyata masih sangat membutuhkan pondok bersalin.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Marwan Jafar mengatakan, pihaknya telah menyusun data kebutuhan tiap desa yang meliputi seluruh aspek yang menjadi penopang berlangsungnya perdesaan membangun dan mandiri. Susunan data kebutuhan itu meliputi infrastruktur, sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan dan penunjang ekonomi.
“Berdasarkan data yang tercatat itu, sebanyak 3.396 desa tertinggal masih sangat membutuhkan pondok bersalin. Tidak hanya itu saja, sebanyak 10.080 desa membutuhkan gedung Sekolah Dasar (SD),” katanya saat di Rapat Kerja Nasional (Rakornas) yang dihadiri seluruh Gubernur dan Bupati se-Indonesia, di Jakarta, Selasa (23/12).
Pihaknya mengakui, banyak hal yang memang harus diseriusi agar desa lebih bermartabat tingkat kehidupannya. Mengenai percepatan pembangunan perdesaan, kata dia, memang bukan persoalan mudah.
Menurut Marwan, fakta mengenai kemiskinan di Indonesia masih merupakan fenomena pedesaan. Artinya, sebagian besar penduduk miskin masih di pedesaan yang bekerja di sektor pertanian dan perikanan.
Menurutnya, kemiskinan penduduk di kota merupakan angka absurd karena sebagian besar penduduk miskin di kota adalah orang desa yang miskin dan melakukan urbanisasi sirkuler untuk bekerja di sektor-sektor informal di kota.
Secara relatif pula prosentasi jumlah penduduk miskin di desa jauh lebih tinggi dari pada di kota, yakni 14,4 persen berbanding 8,5 persen. Meskipun dari tahun ke tahun kemiskinan di desa mengalami penurunan, kata dia, namun jumlah penduduk miskin di desa secara absolut masih lebih banyak dibanding di kota.
“Jumlah penduduk miskin di desa kini masih berkisar 19 juta penduduk. Sedangkan di kota 11,1 juta penduduk,” ujarnya.