REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Pemaknaan tradisional terhadap perempuan, membuat perempuan diperlakukan dengan salah. Perempuan selalu ditempatkan pada posisi domestik saja.
"Perempuan masih diposisikan di wilayah doestik yang mengurus keluarga. Tidak menjadi penopang utama keluarga," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa pada acara talkshow di Universitas Brawijaya, Malang, Selasa (23/12).
Khofifah mengatak saat ini perempuan harus cerdas. Perempuan harus berpengetahuan. Karena perempuan yang menentukan proses internalisasi, enkulturasi dan akulturasi pada keluarga dan lingkungannya.
"Seiring perubahan yang terjadi, perempuan dituntut untuk merevitalisasi pola pengasuhan dan proses pendidikan anak-anak di dalam keluarga," kata Khofifah.
Khofifah menuturkan perempuan Indonesia harus menjadi pilar untuk membentengi anak-anak agar tidak menjadi anti-sosial. Perempuan Indonesia juga harus mampu menjaga ketahanan sosial dan kesejahteraan keluarga.
Hal ini berlaku pada mahasiswi agar ilmu yang mereka pelajari berguna untuk membangun dan memimpin kemajuan bangsa. Khofifah mengatakan ilmu dan pengetahuan akan menjadi kekuatan tidak hanya harkat tetapi juga martabat untuk setara berkiprah di setiap sisi pembangunan bangsa.
"Sebuah keniscayaan perempuan maju, cerdas, berharkat, dan bermartabat di tengah gerusan ilmu dan teknologi. Sebab sukses sebuah keluarga dan seorang anak karena ada sosok perempuan hebat dan berwibawa di belakangnnya," kata Khofifah. n