REPUBLIKA.CO.ID, KARANGANYAR -- Memasuki penghujung 2014, aktivitas ziarah ke makam Pak Harto untuk sementara ditutup. Penutupan dilakukan, lantaran akses jalan menuju kompleks makam keluarga Cendana di Astana Giribangun, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jateng, tertimbun tanah longsor.
Akses jalan menuju kompleks makam keluarga Cendana, Astana Giribangun (AGB), Matesih Karanganyar, tertutup material tanah akibat longsor. Ini akibat bencana longsor yang terjadi, Senin (22/12) malam. Ada beberapa titik lokasi longsor, hingga menutup akses jalan menuju kompleks makam mantan Presiden RI kedua tersebut..
Aktivitas pembersihan material longsor terus dilakukan. Saking banyaknya material yang memadati badan jalan, hingga menyulitkan upaya pembersihan dengan menggunakan alat berat. Warga sekitar juga dilibatkan untuk bekerja bhakti di sana.
Petugas tidak berani melakukan pembersihan material longsor. Pada sejumlah titik lokasi longsor, tanahnya masih labil. Dikhawatirkan tanah longsor yang dialiri air tersebut, terjadi bencana longsor susulan. Sehingga membahayakan pekerja.
'''Sampai sekarang, tim kami belum berani membersihkan jalur itu dari material longsoran. Ini karena tanahnya masih labil. Dan, memungkinkan longsor susulan,'' ujar anggota Search and Rescue (SAR) Karanganyar Bidang Operasional, Febrian Kurnia Putra.
Longsoran mulai terlihat di dekat tempat parkir blok B Astana Giribangun pada ketinggisan enam hingga sepuluh meter. Febrian mengatakan, akibat longsor tersebut jalan Matesih-Girilayu yang merupakan akses utama menuju kompleks Astana Giri Bangun, serta jalur alternatif menuju Tawangmangu ditutup.
Menurut Febrian, hujan yang masih terus turun di lokasi kejadian, memungkinkan terjadi longsor susulan yang lebih besar lagi. Ini yang menyebabkanb petugas tidak berani melakukan pembersihan lokasi longsor. ''Kemungkinan terjadi longsor susulan sangat besar, karena saat ini hujan masih turun,'' katanya lagi.