Senin 22 Dec 2014 21:06 WIB

Indonesia Belajar ke Malaysia Soal Air Limbah (2-habis)

Rep: Aidina/ Red: Damanhuri Zuhri
Air limbah pabrik keluar melalui anak sungai Cihaur, Cipeundeuy, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa(25/2).
Foto: Republika/Septianjar Muharam
Air limbah pabrik keluar melalui anak sungai Cihaur, Cipeundeuy, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa(25/2).

REPUBLIKA.CO.ID,

Lebih menarik lagi, Datuk Abdul Kadir menyebutkan, hasil olahan dari air limbah ini bisa berbentuk gas. tapi, gas yang dihasilkan oleh tempat sanitasi ini belum diproduksi untuk masyarakat. Gas hanya digunakan sebagai energi pengolahan air limbah.

Ia mengatakan sebelumnya pengolahan ini sudah dilakukan puluhan tahun lalu. tapi, secara modern baru digarap pada 2000 lalu.

Setiap rumah tangga diwajibkan untuk membayar pembuangan limbah rumah tangga kepada pemerintah. Biayanya relatif, kata Abdul Kadir masyarakat miskin hanya membayar dua ringgit saja perbulannya. Sedangkan masyarakat yang mampu membayar delapan ringgit per bulan.

Rencananya di Indonesia ada lima kabupaten dan Kota yang akan mencontoh pembuatan sanitasi ini. Indah Water Konsorsium bersama Pt Kogas Dirayap Konsultan telah melakukan kerjasama untuk melakukan pelatihan pembuatan sanitasi air limbah agar tidak mengotori sungai dan aliran air lainnya seperti selokan.

Lima  kabupaten dan Kota tersebut adalah palembang, Jambi, Cimahi, Pekanbaru dan Makasar. Dalam kerjasama ini dua perusahaan tersebut dan pemerintah setempat juga mendapat dukungan dari Asian Development Bank (ADB)

Presiden Direktur Pt Kogas Jaka Sumanta mengatakan, jika proyek ini berjalan baik dengan dukungan pemerintah. Sebanyak 80 ribu rumah tangga akan terbantu dalam pengolahan air limbah.

Ia menyebutkan akan membantu pemerintah untuk mengelola sistem baru untuk penyusunan perangakat peratuan pengelolaan air limbah (Perwali/Perda tentang air limbah)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement