REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mencatat angka penyakit kaki gajah (filariasis) Indonesia tertinggi dibandingkan negara-negara se-Asia Tenggara.
Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkugan (PP&PL) Kemenkes Indonesia, M Subuh mengatakan, penyakit filariasis disebabkan cacing filaria yang ditularkan melalui gigitan nyamuk yang membawa cacing tersebut. Di dalam tubuh manusia, cacing itu bersifat parasit dan tumbuh jadi cacing dewasa, menetap di jaringan getah bening, dan menyerang di bagian bawah.
“Sehingga mengakibatkan pembengkakan di kaki, tungkai, payudara,lengan dan organ genital. Tetapi kebanyakan menyerang di kaki,” ujarnya kepada Republika, di Jakarta, Senin (22/12).
Ciri-ciri penyakit ini hampir mirip dengan malaria, termasuk demam. Hanya ciri-ciri yang khas yaitu menyerang getah bening bawah. Penyakit ini, kata dia, tersebar di 230 kabupaten/kota di Indonesia.
Untuk provinsi penyebaran penyakit kaki gajah tertinggi berada di Nusa Tenggara Timur (NTT), Aceh, dan Papua. Penyakit ini diakuinya menyerang kalangan siapa saja, muda tua, hingga anak-anak.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, kasus penyakit kaki gajah sejak tahun 2008 hingga 2011 terus meningkat hingga 12.066 kasus. Namun pada 2012 angka kaki gajah menurun karena penderita meninggal dunia akibat faktor lain.
“Indonesia sendiri adalah negara yang memiliki kasus kaki gajah tertinggi dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara,” ujarnya.