Selasa 23 Dec 2014 06:15 WIB

Hajriyanto: Hasil Survei LSI Jangan Disikapi Sinis

2 Kubu Golkar (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
2 Kubu Golkar (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Politikus Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari menilai survei yang dikeluarkan Lingkaran Survei Indonesia harus disikapi secara proporsional oleh pimpinan DPP Golkar hasil Musyawarah Nasional di Bali maupun di Jakarta.

"Hasil survei LSI bahwa suara Partai Golkar merosot sampai 8,2 persen dengan margin error 2,9 persen itu sebaiknya disikapi secara proporsional oleh elit di DPP Partai Golkar, baik DPP hasil Munas Bali maupun Munas Jakarta," kata Hajriyanto melalui pesan singkat di Jakarta, Senin.

Hajriyanto menyatakan survei itu tidak perlu disikapi secara berlebihan seolah-olah menjadi lonceng kematian bagi masa depan Partai Golkar. Ia mengkritik sikap sinisme yang ditunjukkan oleh beberapa oknum DPP PG. Menurut dia sikap itu sama sekali tidak mencerminkan sikap seorang yang terpelajar.

"Seorang yang berpendidikan tinggi tidak begitu caranya membaca hasil survei," ujarnya.

Hajriyanto menilai hasil survei itu semestinya disikapi secara proporsional saja sebagaimana mestinya seorang yang berpendidikan, dan kemudian diposisikan menjadi salah satu bahan pertimbangan penting untuk pengambilan kebijakan.

"Bukannya malah bersikap emosional yang mengesankan mengolok-olok atau mencemoohkan lembaga survei seperti itu," katanya.

Sebelumnya, LSI Denny JA menyatakan apabila Pemilu Legislatif dilakukan pada Desember 2014, maka elektabilitas Partai Golkar sebesar 8,4 persen. Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, menjelaskan elektabilitas Golkar di Desember 2014 merupakan terendah dalam sejarah perjalanan politik Partai Golkar.

Dia mencontohkan perolehan suara Golkar di tiga pemilu terakhir pascareformasi yang menunjukkan elektabilitas Golkar selalu di atas 10 persen. "Survei LSI Denny JA pada Desember 2014 menunjukkan bahwa elektabilitas Golkar saat ini merosot jauh di bawah 10 persen," kata Ardian Sopa di Jakarta, Jumat (19/12).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement