REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau mengaku heran sebab pemerintahan, terutama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menjalin mitra dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan.
Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat LAM Riau, Tenas Effendy di Pekanbaru, Ahad (21/12), mengaku salah satu negara di Benua Amerika yakni Peru, Greenpeace terancam dipidana setelah sebelumnya India mengusir LSM lingkungan itu karena mengganggu pertumbuhan ekonomi negara itu.
"Saya rasa, perlu kita evaluasi mana yang sesuai dan mana yang tidak. Karena untuk penyimpangan yang sudah terjadi atau yang belum dilakukan, saya kira perlu dibuka secara menyeluruh tentu dengan orang yang paham," ucapnya.
Pihaknya menilai, apa yang terjadi di Riau saat ini termasuk dengan kemungkinan bahaya laten atau bahaya yang tidak kelihatan, akan tetapi mempunyai potensi untuk muncul yang dilakukan oleh LSM lokal maupun asing di provinsi tersebut perlu diwaspadai.
Dia juga sangat menyayangkan dengan sikap yang ditempuh Menteri Siti Nurbaya terkait pemerintahan Jokowi yang baru berjalan sekitar dua bulan dan terkesan lebih pro terhadap LSM lingkungan, dibanding memperhatikan masyarakat tempatan serta para pelaku usaha di sektor kehutanan.
"Ini demi kebaikan Riau. Kalau dia (Greenpeace) menyimpang, apapun kita lakukan secara bersama-sama untuk menghempangnya. Masyarakat perlu bersama menghadapi bersama DPRD kabupaten/kota, DPRD Riau dan DPR selaku penyambung lidah rakyat harus dikontrol," ujarnya. "Dan pemerintah Indonesia perlu satu suara dalam menghadapi bahaya laten," kata Tenas.
Kementerian Kebudayaan Peru pekan lalu menyatakan, akan melakukan tuntutan hukum melawan aktivis Greenpeace yang telah merusak peninggalan kebudayaan dunia di negara itu saat konvensi PBB mengenai iklim dimulai di Ibu Kota Lima.