REPUBLIKA.CO.ID, MAJALENGKA -- Bencana pergerakan tanah terus melanda Desa Sidamukti, Kecamatan/Kabupaten Majalengka.
Pemerintah daerah setempat pun telah menyiapkan lokasi evakuasi untuk mengantisipasi aktifitas pergerakan tanah yang lebih besar.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majalengka, Tatang Rahmat, menjelaskan, Badan Geologi telah meneliti pergerakan tanah di Desa Sidamukti, Sabtu (20/12).
Hasilnya, pergerakan tanah masih ada. ‘’Yang dikhawatirkan, jika terjadi pergerakan tanah yang lebih besar secara mendadak,’’ ujar Tatang, kepada Republika, Ahad (21/12).
Tatang mengatakan, untuk menghadapi kondisi tersebut, pihaknya telah mendata jumlah rumah yang rawan pergerakan tanah dan harus dievakuasi. Hasilnya, diperoleh data sekitar 100 kepala keluarga yang perlu dievakuasi saat pergerakan tanah terjadi.
Untuk lokasi evakuasi, lanjut Tatang, telah ditetapkan bangunan sekolah maupun gedung olah raga (GOR) di desa setempat. Lokasi tersebut dinilai aman dari pergerakan tanah. ‘’Kami pun mengimbau warga untuk selalu waspada,’’ jelas Tatang.
Tatang menjelaskan, pergerakan tanah yang melanda Desa Sidamukti disebabkan kondisi geografisnya yang berupa tebing dan kontur tanahnya labil. Akibatnya, saat hujan turun, tanah menjadi mudah bergerak.
Seperti diketahui, pergerakan tanah di desa itu telah terjadi sejak pertengahan Desember 2014. Kondisi itu menyebabkan puluhan rumah warga mengalami retak-retak. Bahkan sebagian di antaranya mengalami kemiringan hingga mencapai 30 derajat.
‘’Takut sih lihat rumah retak-retak akibat pergerakan tanah, tapi mau bagaimana lagi,’’ keluh seorang warga setempat, Rukmini. Hal senada diungkapkan warga lainnya, Deden. Dia pun mengaku hanya bisa pasrah melihat pergerakan tanah yang melanda desanya.
Kepala Desa Sidamukti, Karwan, mengatakan, pergerakan tanah kali ini bukan yang pertama terjadi. Beberapa bulan yang lalu, pergerakan tanah menyebabkan sejumlah rumah milik warga dan bangunan SMPN 7 Sidamukti menjadi ambruk.