REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Pemerintahan Presiden Joko Widodo memilih Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai lokasi pembangunan bendungan pertama dari target 49 waduk yang akan dibangun pemerintah dalam lima tahun mendatang.
"Bendungan Raknamo ini waduk pertama yang kita bangun dari 49 yang ada. Di NTT didahulukan karena gubernurnya tiap hari menelpon saya," kata Presiden, di Kupang, Sabtu, yang disambut tepuk tangan undangan yang hadir.
Presiden harap waduk seluas 147 hektar yang pembangunannya diperkirakan menelan biaya Rp710 miliar itu dapat menampung air di musim hujan dan mengalirkan air di musim kemarau bagi warga Nusa Tenggara Timur.
Sebelumnya, Kepala Tata Usaha Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (NT) II Alex Leda memaparkan bahwa pembangunan Bendungan Reknamo menelan dana yang bersumber dari APBN sekitar Rp732 miliar lebih yang terdiri dari konstruksi sekitar Rp710 miliar lebih dan sisanya untuk supervisi/pengawasan, katanya.
Pembangunan bendungan tersebut menggunakan sistem multi-tahun dan untuk tahap pertama sesuai dengan kontrak dialokasikan anggaran sebesar Rp40 miliar.
??? Ia menjelaskan Bendungan Reknamo ini dapat menyuplai air baku sebanyak 14,09 juta meter kubik.
Air dari bendungan ini nantinya akan berfungsi sebagai pemasok air baku bagi warga kabupaten Kupang 100 liter per detik.
Selain itu, untuk mendukung lahan irigasi sawah seluas 1.250 hektare, pengendalian banjir, pariwisata dan pembangunan pembangkit listrik tenaga makro hidro (PLTMH) sebesar 0,216 MW, kata Alex Leda.
"Sumber air juga untuk lahan eksisting 1.259 hektare dibeberapa tempat yakni Desa Raknamo, Manusak, kelurahan Naibonat dan Amabi Oefeto," katanya menambahkan.
Ia juga mengatakan bahwa jumlah lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan Bendungan Reknamo itu seluas 210,80 hektare, terdiri dari areal genangan 147,30 hektare, Spoil Bank Borrow 13,5, Sabuk hijau 29 hektare, Damdan Bang pelengkap 18 hektare dan untuk lokasi fasilitas seluas tiga hektare.