REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA - Pencarian korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah akan berlangsung sampai Ahad (21/12) siang. Keputusan tersebut berdasarkan hasil musyawarah antara Pemda, TNI, relawan dan keluarga korban.
Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno mengatakan, atas beberapa alasan warga sepakat untuk dihentikan. Baik keluarga yang sudah meninggal maupun yang masih sehat. "Semua ikhlas dan puas," kata Hadi, kepada wartawan di posko induk, Jumat (19/12).
Warga setempat mengaku menerima hasil kerja dari para relawan. Menurut Hadi, warga menyadari cuaca yang tidak mendukung setiap hari membuat proses evakuasi mengalami hambatan.
Selain itu, warga juga menyadari semakin lama jenazah tertimbun di dalam tanah maka akan berakibat buruk kepada relawan dalam aspek medis. Karena itu, lanjut Hadi, warga tidak keberatan dengan pemberhentian evakuasi.
"Sebenarnya hari ini terakhir tapi kami tambah satu hari setengah lagi sampai Ahad," katanya.
Pada hari terakhir pencarian korban saat itu juga akan diadakan perpisahan untuk semua relawan di simpang tiga Ngliyan. Rencananya bupati akan hadir pada acara perpisahan tersebut.
Lebih lanjut, Hadi menambahkan, warga dusun Jemblung juga akan ditempatkan di hunian sementara. Mereka akan ditempatkan di hunian sewa sambil menunggu tempat relokasi.
Sebab, kata Hadi, warga dusun Jemblung akan direlokasi ke tempat lain yang lebih aman yaitu di Karangkondang yang berjarak sekitar 70 kilometer dari dusun Jemblung. Sementara dusun Jemblung akan dijadikan daerah konservasi.
Dikatakan Hadi, jumlah hunian sementara sebanyak 37 rumah yang terletak di desa Ambal dan Gondang. Nantinya kata Hadi hunian tersebut akan ditempati sekitar 80 kepala keluarga.
Namun, kata Hadi, dari musyawarah yang dilakukan sebagian warga masih keberatan terkait jarak tempat relokasi yang dinilai terlalu jauh dengan dusun Jemblung. Untuk itu Hadi memberikan waktu satu hari kepada warga untuk mencari tempat lain asalkan aman dan harga terjangkau. "Semua biaya akan ditanggung bahkan akan ada santunan dari Kemensos Rp 6 ribu per jiwa setiap hari," katanya.
Sementara itu Dandim Banjarnegara Letkol Inf Edi Rochmatullah mengemukakan hasil evakuasi terakhir. Pada Jumat (19/12) tim evakuasi berhasil menemukan tujuh jenazah dengan jenis kelaim enam perempuan satu laki-laki. Dengan demikian jumlah jenazah yang ditemukan sebanyak 93 orang. "Yang luka-luka 14, 5 luka Berat sisanya ringan," katanya.