REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu mengatakan, akan mendesak pihak-pihak terkait untuk menyudahi potensi terorisme di Poso, Sulawesi Tengah. Hal itu, menurutnya, termasuk upaya mencegah potensi munculnya dukungan terhadap organisasi Islamic State Iraq and Syiria (ISIS) dari wilayah tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Ronny F Sompie mengklaim, hingga saat ini, Polri terus berupaya untuk menyelesaikan kasus yang berkaitan dengan terorisme di Poso. "Polri melalui Densus 88 Anti Teror Polri dan Polda Sulteng dibantu Baintelkam Polri, Bareskrim Polri dan Baharkam Polri hingga saat ini terus melakukan kegiatan Polisional," kata Ronny kepada Republika, Kamis (18/12).
Selain itu, lanjut Ronny, Polri juga terus melakukan upaya pencegahan dengan mengajak peran aktif dari masyarakat. "Kami mengajak masyarakat Poso dan Sulteng untuk bersama melakukan upaya pencegahan terjadinya kasus terorisme yang berlanjut di Poso," ujarnya.
Ronny mengatakan, penyebab dari permasalahan terorisme yang berlarut-larut di Poso adalah pucuk pimpinan sindikat Santoso yang masih belum bisa tertangkap hingga saat ini. Disamping itu, upaya pencegahan melalui penanaman paham toleransi di Poso juga menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. "Kebersamaan dan kerjasama yang sinergis antara semua pemangku kepentingan di Poso masih perlu digelorakan dan disosialisasikan sehingga terbangun rasa persatuan dan kesatuan di lingkungan masyarakat Poso," kata Ronny.
Kontribusi peran dari para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan Pemda setempat pun, lanjutnya, sangat diperlukan. "Sehingga tidak bertumpu kepada upaya penindakan dan penegakan hukum yang melukai. Lebih baik mengedepankan upaya pencegahan melalui penanaman paham tolerasi sesama anak bangsa daripada upaya penegakan hukum semata," jelasnya.