Rabu 17 Dec 2014 20:43 WIB

Begini Drama Pembebasan Sandera Bocah SD di Gresik

Rep: c54/ Red: Hazliansyah
Garis Polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/Arif Pribadi
Garis Polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Seorang siswi kelas IV SD menjadi korban penyanderaan di Gresik, Jawa Timur, Rabu (17/12) pagi. Siswi bernama Zariani Putri Agustin (10) itu disandera oleh seorang pria yang diketahui bernama Fuad Ahmad (32) dengan mengalungkan pisau di leher Zariani. 

Wakapolres Gresik Kompol Alvian Nurrizal mengatakan saat tiba di lokasi niat tim Polres gresik melakukan negosiasi dicegah personel Kodim. Disampaikan pihak Kodim, negosiasi sedang dilakukan oleh Kapten Suwanto, salah satu unsur pimpinan di Kodim 0817 Gresik.

“Lalu pihak Kodim bilang, tersangka ingin dihadirkan wartawan. Nah, saat itu saya sendiri yang masuk berpura-pura sebagai wartawan. Saya mendekat, lalu dia minta keplek (tanda pengenal pers). Saya pamit dulu ke belakang, pinjam punya teman wartawan,” ujar Alvian kepada Republika, Rabu (17/12)

Alvian kemudian mendekat lagi, dan memperlihatkan kartu pers yang dia bawa. Namun rupanya, Fuad tahu itu bukan identitas Alvian. 

“Dia makin marah, rupanya dia masih waras, karena tahu itu bukan foto saya,” kata Alvian. 

Menurut Alvian, lalu pelaku minta diantarkan ke Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, karena ingin pulang kampung. Dari situ, disampaikan Alvian, diketahui pelaku adalah warga Desa Mamben Daya, Kecamatan Wanasaba, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).   

“Kami mengikuti keinginannya, dia dibawa dalam mobil patroli Kodim. Tapi kami sudah mengatur rencana. Kami menempel mobil yang membawa pelaku dari depan dan belakang,” kata Alvian. 

Tepat di Jalan Veteran, Gresik, menurut Alvian, mobil berpenumpang tim Reskrim Polres Gresik yang bergerak lebih dulu pura-pura mogok. Hal itu dilakukan untuk memaksa mobil Kodim yang membawa Fuad, Kapten Suwanto dan Rani menepi. 

“Lalau tim kami mendekat dan berusaha melakukan negosiasi. Kami negosiasi dari luar, dia malah menekankan pisau ke leher sandera. Kami lalu memecahkan kaca, khawatir dia melukai sandera,” ujar Alvian.

Menurut Alvian, Saat itu Kapten Suwanto melakukan upaya pergerakan untuk menarik Rani, tapi tangannya disabet pisau oleh pelaku. Alvian melanjutkan, lalu tim Reskrim merangsek dan berusaha meraih Rani. 

“Saat Rani sudah kami raih, pelaku berusaha menyerang dengan pisau. Kami beri peringatan dua kali tembakan, dia tetap mau menyarang, kami tembak bahu kanannya untuk melumpuhkan. Namun dia tetap mau menyerang, kami terpaksa menembak bagian lehernya,” ujar Alvian.

Drama pembebasan Sandera tersebut, menurut Alvian berakhir pukul 10.58. Menurut Alvian, pelaku lalu dilarikan ke Rumah Sakit Ibnu Sina Gresik dalam keadan tak bernyawa. Sementara, Rani yang mengalami trauma segera mendapatkan penanganan medis. 

  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement