Rabu 17 Dec 2014 20:26 WIB

KAI Waspadai Longsor di Jalur Selatan

REL AMBLES. Pekerja menggunakan alat berat memadatkan kembali tanah longsor di perlintasan rel kereta api di KM 252 Kabupaten Tasikmalaya, Jabar, Kamis (25/7/2013). Akibat kejadian tersebut perlintasan kereta api jalur selatan lumpuh total dan kereta harus
Foto: ANTARA FOTO
REL AMBLES. Pekerja menggunakan alat berat memadatkan kembali tanah longsor di perlintasan rel kereta api di KM 252 Kabupaten Tasikmalaya, Jabar, Kamis (25/7/2013). Akibat kejadian tersebut perlintasan kereta api jalur selatan lumpuh total dan kereta harus

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- PT Kereta Api Indonesia (KAI) mewaspadai titik perlintasan yang rawan terjadi longsor, terutama yang ada di jalur selatan Jawa pada masa angkutan Natal 2014 dan Tahun Baru 2015.

"Kalau titik perlintasan yang rawan longsor, ya, di jalur selatan Jawa. Sebab, karakteristik geologinya memang seperti itu," kata Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro di Semarang, Rabu.

Hal itu diungkapkannya usai menerima rombongan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan beserta jajaran terkait yang tiba di Stasiun Tawang Semarang, untuk meninjau kesiapan angkutan Natal dan tahun baru.

Namun, Edi mengatakan tidak perlu khawatir karena PT KAI telah menyiapkan personel khusus untuk berjaga di titik-titik perlintasan yang rawan bencana, seperti tanah longsor dan banjir.

"Kami punya pasukan (personel, red.) yang selalu berjaga di titik-titik rawan itu. Kalau ada gejala-gejala seperti itu, langsung dikomunikasikan," tukasnya.

Ia menegaskan keselamatan perjalanan KA yang paling diutamakan dalam pelaksanaan masa angkutan Natal dan tahun baru.

Yang terpenting, kata Edi, langkah-langkah antisipasi dari setiap daerah operasi (daops) dalam menjamin keselamatan pelajanan KA, terutama karena sekarang ini sudah memasuki musim hujan.

Masa angkutan Natal 2014 dan Tahun Baru 2015 untuk angkutan kereta api (KA) juga telah ditetapkan selama 17 hari, yakni terhitung mulai 20 Desember 2014 hingga 5 Januari 2015.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement