Rabu 17 Dec 2014 19:00 WIB

Wapres JK Puji Penyelenggaraan Pilpres 2015

Vice President Jusuf Kalla who also chairman of Indonesian Red Cross (right) poses with Indonesian Military (TNI) commander Gen. Moeldokoafter signing MoU on relief operation in Jakarta on Thursday.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Vice President Jusuf Kalla who also chairman of Indonesian Red Cross (right) poses with Indonesian Military (TNI) commander Gen. Moeldokoafter signing MoU on relief operation in Jakarta on Thursday.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai penyelenggaraan pemilu legislatif dan presiden/wakil presiden di Indonesia membanggakan karena nyaris tidak ada gejolak yang besar serta korban jiwa karena konflik antarpendukung.

"Dengan penyelenggara yang baik dalam Pilpres maka saya dapat berdiri di sini untuk berbicara, mengingat pemilu di Indonesia sangat membanggakan kita dibanding negara lain di Asia," kata Jusuf Kalla saat memberikan arahan pada Rakornas KPU, KPU/KIP Provinsi dan KPU/KIP Kabupaten seluruh Indonesia di Jakarta, Rabu (17/12).

Wapres mengatakan penyelenggaraan pemilu legislatif dan presiden berjalan lancar kalaupun ada konflik hanya terjadi di televisi namun tidak ada adu fisik. Kemampuan KPU, kata Wapres, dalam menyelenggarakan pemilu legislatif juga baik sekalipun sangat rumit karena banyaknya partai dan calon.

"Di parlemen itu dua belas partai dan setiap partai punya sembilan calon serta dikali tiga orang untuk tingkat privinsi dan kabupaten kota. Ini dikerjakan secara manual, ini luar biasa," kata Wapres.

Wapres menceritakan pengalaman yang mengherankan saat 2013 menjadi peninjau pemilu di Azerbaijan yang anggota timnya berasal dari sejumlah negara.

"Saat saya memimpin evaluasi pemilu tidak ada apa-apa delegasi dari Pakistan mengatakan 'Sir, besok saya ingin pulang saja. Pemilunya membosankan, tidak ada bom, tidak ada konflik tembak tembakan," kata wapres.

Bagi demokrasi terbuka Indonesia, kata Jusuf Kalla, tentu pemilu menjadi sangat penting sementara untuk rezim otoriter pemilu hanya sebagai pelengkap. Di Amerika Serikat pada era 1980an seorang profesor mengatakan pemilu di negaranya hasilnya dalam enam jam sudah diketahui, sementara di Meksiko hasilnya diketahui lima hari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement