REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, mengingatkan warga di daerah itu mewaspadai bencana longsor menyusul tibanya musim penghujan.
"Biasanya, musim hujan berpeluang bencana longsor karena banyak warga Lebak tinggal di daerah perbukitan dan pegunungan," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Selasa.
Ia menginstruksikan para aparat camat, desa/kelurahan, relawan dan masyarakat agar mewaspadai longsoran tanah, terutama daerah dataran pegunungan dan perbukitan. Sebab topografi Kabupaten Lebak terdapat dataran tinggi sehingga berpeluang terkena bencana alam.
"Kami berharap kewaspadaan ini dapat menghindari korban jiwa," katanya.
Ia mengatakan, selama ini cuaca ekstrem melanda wilayah Kabupaten Lebak bagian selatan dan utara.
Untuk menanggulangi bencana itu, katanya, pihaknya mempersiapkan peralatan evakuasi diantaranya sebanyak 16 tenda, genset enam unit, pelampung 150 unit, tambang empat unit, dan perahu tujuh unit.
Di samping itu juga logistik kebutuhan bahan pokok, obat-obatan, selimut dan makanan balita.
"Kami menjamin kebutuhan peralatan evakuasi dan logistik relatif cukup untuk menanggulangi kebencanaan itu," ujarnya.
Menurut dia, selama tiga pekan terakhir bencana longsor dan angin puting beliung menerjang Kecamatan Bayah, Cilograng, Cibeber dan Panggarangan.
Bahkan, sejumlah ruas jalan yang menghubungkan antarkecamatan Bayah-Cilograng-Cibeber diterjang longsoran, sehingga kendaraan yang melintasi jalan tersebut berjalan pelan-pelan.
Di samping itu puluhan rumah rusak berat akibat diterjang angin kencang dan longsoran.
"Kami selalu siaga dengan mengoptimalkan relawan untuk menghadapi kebencanaan itu," katanya menjelaskan.
Koordinator Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lebak Aan Wiguna mengatakan bahwa pihaknya mempersiapkan tim guna membantu warga yang terkena musibah, baik banjir maupun tanah longsor.