REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut ada tiga kabupaten/kota di Indonesia yang paling sering terjadi longsor. Tiga kota/kabupaten tersebut yakni Wonogiri, Bogor, dan Wonosobo.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sepanjang periode 2005-2014, Wonosobo sudah mengalami 90 kejadian tanah longsor. Sementara Bogor 75 kejadian dan Wonosono 72 kejadian.
Adapun Kabupaten Banjarnegara yang baru-baru ini mengalami musibah longsor, sepanjang periode 2005-2014 sudah menderita 22 kali longsor. "Artinya rata-rata setahun dua sampai tiga kali longsor," ucap Sutopo dalam konferensi pers di kantor pusat BNPB, Jalan Ir Juanda, Jakarta Pusat, Senin (15/12).
Menurut dia, umumnya di daerah-daerah yang memang rawan longsor sudah dipasangai sistem peringatan dini longsor yang dinamakan Landslide Early Warning System (LEWS). Alat peringatan dini tersebut akan membunyikan alarm apabila potensi longsor meningkat. Namun, karena rendahnya kesadaran warga akan kesiapan menghadapi bencana, banyak alat peringatan dini tersebut yang sudah tak berfungsi. Sutopo mengungkap, ia pernah menemukan di sekitar alat LEWS di Kabupaten Bogor justru dijadikan sebagai tempat jemuran oleh warga. Bahkan, ada yang dijadikan sebagai kandang kambing.
Menurut Sutopo, ada juga warga yang dengan sengaja memotong kabel agar LEWS tak berfungsi. Sebab, warga mengaku selalu dibuat waswas tiap kali alat tersebut membunyikan alarm setiap hujan lebat turun tanda waspada longsor. Saat alarm berbunyi, warga berbondong-bondong mengungsi. Namun, berkali-kali alarm berbunyi nyatanya tidak terjadi longsor. "Memang kemungkinan tidak terjadi longsor itu juga besar," ucap Sutopo.
Masyarakat Indonesia memang masih jauh dari kata siaga bencana. Survei yang dilakukan LIPI dan UNESCO pada 2006 menunjukkan tingkat kesiagaan masyarakat pada bencana masih rendah. Sementara, tren kejadian bencana di Indonesia sejak 2005 hingga 2014 cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan data BNPB, pada tahun 2012 tercatat ada 291 bencana. Tahun berikutnya, jumlah bencana meningkat menjadi 296 kejadian. Pada 2014 jumlahnya melonjak menjadi 376 bencana.