Senin 15 Dec 2014 18:36 WIB

Masih Ada 34 Titik Potensi Longsor di Karangkobar

Rep: c67/ Red: Joko Sadewo
   Sejumlah personel SAR dan TAGANA, mengevakuasi korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jateng, Sabtu (13/12). (Antara/Idhad Zakaria)
Sejumlah personel SAR dan TAGANA, mengevakuasi korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jateng, Sabtu (13/12). (Antara/Idhad Zakaria)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -— Bencana tanah longsor di Dusun Jomblong, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara yang terjadi Jumat (13/12) petang membuat puluhan bahkan lebih dari seratus korban. Hingga kini masih banyak titik potensial longsor di kawasan tersebut.

Wahyu Wilopo dari Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengatakan, akibat longsor tersebut terdapat banyak titik akan terjadi pergerakan tanah. Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukannya bersama tim dari UGM terdapat 34 titik potensi terjadinya longsor di sekitar Karangkobar akibat adanya pergerakan tanah.

Ia menerangkan, ada banyak tanda-tanda akan terjadinya longsor, di antaranya munculnya air keruh yang muncul secara tiba-tiba. “tapi yang terpenting langkah ke depannya seperti apa, itu yang terpenting,” katanya, saat jumpa pers di UGM, Senin (15/12).

Mitigasi struktural merupakan prioritas utama tim dari UGM ke depannya, seperti penataan geometri lereng dan drainase. Di samping itu, pada saat bersamaan mitagasi non struktural juga akan dilakukan seperti menetapkan jalur evakuasi yang tepat.

Ia menerangkan, intensitas hujan yang di luar batas kewajaran menjadi pemicu terjadinya longsor. Pada hari kejadian longsor di Banjarnegara beberapa hari lalu intensitas hujan mencapai 101,8 milimeter (mm). Hal tersebut Wahyu menilai sangat tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement