REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Produksi padi Kabupaten Bandung telah memenuhi target yang ditetapkan pemerintah untuk tahun 2014. Berdasarkan data dinas pertanian, perkebunan dan kehutanan kabupaten Bandung, Produksi pertanian selama musim tanam 2014 hingga September lalu mencapai 488.993 ton gabah kering giling atau GKG. Jumlah produksi tersebut telah mencapai 96 persen dari target tahun ini sebanyak 509.667 ton GKG.
“Masih ada sekitar 9.000 hektare sawah lagi yang siap dipanen hingga akhir tahun ini, dengan asumsi hasil 6 ton gabah kering giling atau GKG per hektare. Kami optimistis target produksi padi tahun ini bisa tercapai,” kata Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Tisna Umaran, di Soreang, akhir pekan ini.
Tisna menjelaskan, produksi padi tersebut diperoleh dari areal pertanian di 29 kecamatan di Kabupaten Bandung. Dari 29 kecamatan tersebut, daerah yang memiliki lahan terluas di antaranya kecamatan Ciparay, Majalaya, Solokanjeruk, Kutawaringin, dan Soreang. Untuk Kabupaten Bandung sendiri, di wilayah Jawa Barat berada di peringkat ke-9 untuk produksi padi terbanyak.
Tisna mengungkapkan, produksi pertanian di Kabupaten Bandung tahun ini bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, yakni sebanyak 315.099.179 kg beras. Sementara, luas areal pertanian sebesar 35.975 hektare dan memiliki potensi produksi mencapai 487.396.345 kg.
Dikatakan Tisna, selama musim panen tahun ini, produksi padi tak banyak mengalami kendala meskipun faktor cuaca cukup berpengaruh. Saat musim kemarau, katanya dia, para petani masih bisa menanam dengan sistem pengairan gilir giring. “Sementara saat musim hujan ini tidak ada kendala berarti. Selain itu, serangan hama juga memang ada, tetapi masih bisa diantisipasi dengan pestisida,” jelasnya.
Tisna menambahkan, kualitas beras di Kabupaten Bandung lebih tinggi dibandingkan dengan beras di daerah lainnya, seperti di wilayah pantai utara Jawa Barat. Hal itu juga menyebabkan harga gabah kering giling di Kabupaten Bandung lebih tinggi, yakni Rp 5.300/kg.