Jumat 12 Dec 2014 16:55 WIB

Pemda Bali: Terjadi Pendangkalan di Teluk Benoa

Pemandangan jalan tol Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua difoto dari udara di Perairan Teluk Benoa, Nusa Dua, Bali. (Antara/Satya Bati)
Foto: Antara/Satya Bati
Pemandangan jalan tol Benoa-Bandara Ngurah Rai-Nusa Dua difoto dari udara di Perairan Teluk Benoa, Nusa Dua, Bali. (Antara/Satya Bati)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Bali I Made Gunaja mengatakan, telah terjadi pendangkalan di Teluk Benoa akibat sedimentasi. Kalau dibiarkan, dikhawatirkan akan semakin tinggi.

Bahkan, bisa membuat arus air laut ke hutan mangrove akan terganggu. Kondisi ini mengancam kelestarian hutan mangrove yang ada di Teluk Benoa. Karena tidak adanya alur untuk arus air laut ke hutan mangrove.

Selain itu, kata dia, pendangkalan juga bisa menganggu aktivitas para penduduk di sekitar Teluk Benoa yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan. Karena saat air laut surut, mereka tidak bisa beraktivitas mencari ikan dengan perahunya.

"Kalau dibiarkan, pendangkalan akan semakin tinggi, arus air laut yang ke mangrove pun akan terganggu, lama-lama mangrove bisa mati. Pendangkalan juga membatasi aktivitas nelayan, karena pada saat air surut mereka tidak bisa beraktivitas mencari ikan dengan perahunya. Perahu nelayan tidak bisa berlayar kalau tidak ada arus air laut," kata Made Gunaja, Jumat (12/12).

Selain pendangkalan, ujar dia, di Teluk Benoa juga banyak sampah. Setiap hari sampah yang diangkut disebut sebanyak empat truk.

"Kalau tidak dikelola akan berdampak juga ke mangrove karena akar mangrove tertutup sampah, lama-lama mangrove akan mati," papar Made Gunaja.

Karena itu, ucap dia, perlu upaya untuk meningkatkan fungsi dan pemanfataan lahan di Teluk Benoa. Misalnya, dengan revitalisasi yang dilakukan dengan pertimbangan pokok menjaga keseimbangan ekosistem pesisir. 

Juga dengan menjaga keberadaan fungsi kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, memperhatikan induk pelabuhan dan bandara Ngurah Rai, meningkatkan mata pencaharian penduduk, dan nelayan sekitar. Serta menjaga nilai, adat, dan kondisi sosial masyarakat Bali.

"Revitalisasi ini bukan untuk semakin merusak, tapi meningkatkan fungsi dan pemanfaatan lahan dengan pertimbangan lingkungan, dan kehidupan sosial masyarakat Bali," kata Made Gunaja.

Made Gunaja mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir lingkungan di Teluk Benoa akan rusak. Karena revitalisasi itu untuk memperbaiki dan meningkatkan lingkungan yang ada. 

Ia pun membantah pernyataan yang menyebut ada terumbu karang di Teluk Benoa. "Tidak ada terumbu karang di Teluk Benoa, terumbu karang itu adanya di Tanjung Benoa, itu di luar Teluk Benoa," ucapnya.

Menurutnya, revitalisasi juga ingin mengembalikan luas wilayah Pulau Pudut yang ada di Teluk Benoa. Saat ini, dari luas semula 12 hektare, hanya tinggal satu hektare. 

"Ada permohonan dari masyarakat untuk lakukan revitalisasi, agar bisa kembalikan Pulau Pudut jadi 12 hektare lagi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement