Kamis 11 Dec 2014 16:50 WIB

Harga Beras Makin Melonjak

Rep: Lilis Handayani/ Red: Winda Destiana Putri
  Pekerja memindahkan beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Selasa (30/9). (Republika/ Yasin Habibi)
Pekerja memindahkan beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Selasa (30/9). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Harga beras di pasaran semakin melonjak. Bahkan, kenaikan terjadi setiap minggunya. Hal itu menyusul makin menipisnya stok gabah di tingkat petani.

Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Kamis (11/12), harga beras kualitas I saat ini sudah mencapai Rp 9.500 per kg, kualitas II seharga Rp 9.000 per kg dan kualitas III Rp 8.800 per kg.

Harga tersebut berlaku untuk penjualan beras secara karungan. Sedangkan penjualan secara eceran, harga beras untuk kualitas I mencapai Rp 10 ribu per kg.

"Harga beras terus naik setiap minggunya sebesar Rp 200 per kg," ujar pemilik kios beras Alaydroes, Wahyudi.

Wahyudi menjelaskan, tak hanya harganya yang naik, pasokan beras juga semakin sulit diperoleh. Pasalnya, stok gabah yang ada di tingkat petani kini sudah semakin menipis.

Menurut Wahyudi, minimnya stok tersebut juga membuat harga gabah di tingkat petani sangat tinggi. Untuk gabah kering simpan, saat ini harganya sudah mencapai Rp 6.000 per kg.

Wahyudi menambahkan, harga beras yang berlaku saat ini diprediksi akan lebih meningkat lagi. Hal itu terjadi sampai petani memasuki masa panen pada awal 2015 mendatang.

Seorang ibu rumah tangga di Kelurahan Margadadi, Kecamatan Indramayu, Emoh, mengeluhkan tingginya harga beras saat ini. Apalagi, tingginya harga beras tersebut terjadi bersamaan dengan naiknya kebutuhan pokok lainnya usai kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

"Beban pengeluaran sehari-hari semakin berat," keluh Emoh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement