Kamis 11 Dec 2014 16:33 WIB

Politikus PDIP tak Masalah Jika KSAL dan KSAU dari Bintang Dua

Empat jet tempur milik TNI AU
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Empat jet tempur milik TNI AU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi I DPR Fraksi PDI Perjuangan Tri Tamtomo mengatakan, tak ada persoalan bila yang ditunjuk sebagai kepala staf angkatan laut (KSAL) dan kepala staf angkatan udara (KSAU) merupakan perwira tinggi berpangkat jenderal bintang dua. 

Karena, kata dia, sudah banyak contoh jenderal bintang dua diangkat jadi KSAL dan KSAU. Seperti Djoko Suyanto, Imam Sufaat, Sutria Tubagus, dan lainnya.

Pernyataan itu terkait pergantian KSAU dan KSAL yang tengah berlangsung. Karena Laksamana Marsetio memasuki masa pensiun pada 3 Desember 2014. Sementara KSAU Marsekal TNI Ida Bagus Putu akan memasuki masa pensiun Februari 2015.

"Tidak ada masalah kalau berasal dari bintang dua. Dia naik dulu jadi bintang tiga, kemudian jadi KSAL atau KSAU," ujarnya, Kamis (11/12).

Ia menjelaskan, tak ada masalah bila yang jadi KSAL dan KSAU dari perwira tinggi bintang dua. Karena proses pengangkatan jabatan dan penunjukkan posisi di TNI, baik AD, AL, maupun AU, telah melewati prosedur baku. 

Apalagi, tambahnya, bila jabatan bintang tiga yang ada sekarang adalah produk pemerintahan yang lalu. Karenanya akan lebih objektif bila dari bintang dua.

"Kalau yang dianggap mampu, kapabel, dan akseptabel itu dari bintang dua sekarang, maka kalau sudah ditunjuk tidak akan ada benturan. Pasti siap gerak, semua akan follow the leader. Para perwira senior akan patuh, loyal, dan hormat. Karena di TNI disiapkan dan dididik seperti itu, harus patuh dan taat kepada pimpinan," ujarnya.

Purnawirawan jenderal bintang dua itu mencontohkan, pernah suatu waktu ia ditunjuk menjabat satu posisi yang mana kala itu melewati para seniornya. "Para senior saya, tetap hormat, patuh dan loyal, meskipun yang jadi pimpinannya itu juniornya," kata Tri.

Terkait soal seleksi calon KSAL dan KSAU, ujar dia, Panglima TNI Moeldoko sempat mengatakan sudah menyampaikan calon ke presiden. Karenanya semua pihak diharapkan menunggu keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hanya saja, kata Tri, Jokowi perlu mempertimbangkan sosok calon KSAL dan KSAU. Yaitu, harus yang sejalan dengan ide besar Nawa Cita dan Indonesia sebagai negara poros maritim dunia. 

"Harus yang punya konsep, punya kesinambungan dengan visi Nawa Cita, Indonesia sebagai poros maritim dunia, dan renstra pertahanan. Intinya harus sejalan dengan gagasannya Presiden Jokowi," ujarnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Jendral Moeldoko mengaku sudah menyiapkan empat nama calon pengganti KSAL dan KSAU yang akan memasuki masa pensiun dalam waktu dekat. Empat nama tersebut sudah diajukan kepada Jokowi.

Moeldoko membocorkan beberapa calon pengganti kepala staf tersebut. Namun mantan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) itu enggan menyebutkan nama-namanya. "Bocorannya ada yang bintang tiga dan yang bintang dua. Yang bintang dua, biar regenerasinya bagus," ujar Moeldoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement