REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan rencana pembangunan rel kereta api di daerah ini akan tetap dilanjutkan.
Penegasan gubernur di Samarinda, Selasa (9/12) sekaligus menepis anggapan yang beredar sebelumnya, bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla (Jokowi-JK) bakal membatalkan semua rencana pembangunan rel kereta api yang akan digunakan untuk mengangkut batu bara, termasuk di Kaltim.
Awang Faroek mengaku telah bertemu Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Adrinof Chaniago untuk menanyakan kelanjutan pembangunan rel kereta api pertama di pulau Kalimantan tersebut.
Dari Menteri PPN/Bappenas, Gubernur Kaltim mendapat penjelasan bahwa pembangunan rel kereta api di Kaltim tetap dilanjutkan karena sumber pendanaannya berasal dari investasi swasta, bukan APBN maupun APBD.
Menurut dia ada dua jalur rel kereta api yang akan dibangun di Kaltim yang masing-masing akan dikerjakan oleh Ras Al Khaimah, perusahaan dari Uni Emirat Arab? untuk rel kereta api sepanjang 135 kilometer Muara Wahau - Lubuk Tutug di Kutai Timur.
Selain itu rel kereta api dari Kutai Barat ke Balikpapan sepanjang 200 kilometer yang akan dikerjakan PT Kereta Api Borneo, yang merupakan kerja sama investasi perusahaan Rusia dan Indonesia.
"Tentu ini menjadi kabar menggembirakan bagi Kaltim. Pemerintah pusat tidak akan membatalkan pembangunan rel kereta api yang menggunakan dana investasi swasta, tetapi pembangunan rel kereta api yang menggunakan APBN, semua dibatalkan," kata Awang Faroek.
Sejumlah proyek pembangunan rel kereta api yang disiapkan menggunakan APBN diantaranya pembangunan rel kereta api Trans Sulawesi dan di Kalimantan Tengah.
Pembangunan rel kereta api Trans Sulawesi peletakan batu pertama bahkan sudah dilakukan jelang akhir masa jabatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono oleh Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Agustus lalu. Pendanaan APBN untuk Trans Sulawesi tersebut sebelumnya direncanakan mencapai angka Rp 10 triliun.
"Dengan kepastian boleh dilanjutkannya pembangunan rel kereta api yang bersumber dari investasi swasta tersebut, maka Kaltim dapat bernafas lega, pasalnya saat ini Pemprov Kaltim telah mengirimkan 50 mahasiswa untuk belajar tehnik perkeretaapian ke Rusia melalui program Beasiswa Kaltim Cemerlang," kata Awang Faroek.